Jokowi & Prabowo Terancam Dirugikan Oleh Golput
Merdeka.com - Pemilih golongan putih alias golput dinilai sulit untuk dideteksi dalam sebuah survei. Sehingga, banyak dari lembaga survei tidak sepenuhnya dapat menggambarkan hasil akhir dari pencoblosan karena adanya faktor pemilih golput.
Peneliti Lembaga Survei Alvara Research Center, Hasanuddin Ali menjelaskan, kedua paslon pun dapat dirugikan oleh para pemilih golput tersebut. Menurutnya, paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin dapat dirugikan oleh pemilih golput ideologis.
Sementara paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno akan dirugikan karena pemilih golput apatis. Sebelumnya, Ali menganggap golput terbagi dalam tiga jenis, yaitu ideologis, teknis, dan apatis.
"Pada pemilih golput ideologis, mereka secara sadar melihat dua kandidat tidak sesuai dengan ekspektasinya. Di satu sisi, dia (pemilih) tidak puas dengan kinerja Jokowi, di sisi lain dia tidak sreg dengan Prabowo-Sandiaga," tutur Ali di Upnormal Coffee Roaster, Raden Saleh, Jakarta, Selasa (26/3).
Ali menjelaskan, pemilih golput teknis sendiri adalah mereka yang tidak memahami persoalan teknis dan waktu pemilihan, yaitu khususnya mereka yang berkendala pada syarat menjadi pemilih, seperti tidak memiliki KTP elektronik atau tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Sementara, pemilih golput apatis didominasi oleh kaum milenial yang tidak peduli dengan proses pemilu.
Ali berujar, nantinya paslon 02 akan dirugikan jika jumlah pemilih golput apatis tinggi. Sebab, beberapa hasil survei seringkali menyebut bahwa pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mayoritas adalah anak muda atau pemula dengan rentang umur 17-21 tahun.
"Kalau kita lihat, yang masuk dalam golput apatis itu kebanyakan dari pemilih pemula. Kalau kita lihat, pemilih pemula banyak, yang berikut yang paling dirugikan adalah 02 karena potensi suaranya akan berkurang," katanya.
Kemudian, Ali menilai paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin sendiri akan dirugikan oleh para pemilih golput ideologis yang tidak puas dengan kinerja capres petahana.
"Sehingga ada beberapa pemilih yang awalnya dia memilih Jokowi memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Sama seperti dengan bentuk kekecewaan," tandas Ali.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaLoyalis Jokowi juga malah lebih banyak memilih untuk mendukung paslon nomor urut satu Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaGolkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya