Jokowi mengaku tak bisa kontrol relawan jumlahnya ribuan
Merdeka.com - Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak memiliki tim saiber atau tim udara untuk membalikan serangan udara. Tetapi Jokowi memiliki relawan yang jumlahnya ribuan dan bekerja secara sukarela.
"Sampai saat ini enggak (tim saiber). Ya paling relawan-relawan yang tersebar ribuan itu saja. Saya enggak tahu keberadaan mereka," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/4).
Karena berada di lokasi yang tidak diketahui, Jokowi mengaku tidak bisa mengontrol relawannya yang banyak itu. Namun, dia punya niatan untuk menyatukan para relawannya tersebut.
"Ngontrol gimana orangnya banyak ribuan gitu. Ya enggak tahu, nanti kalau organisasinya jadi kita satukan dan kita berikan panduan," ungkapnya.
Tetapi, Jokowi membantah jika nantinya para relawan saibernya itu dijadikan satu wadah. Maksudnya, relawan berbasis saiber tadi akan disatukan dengan relawannya untuk pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli nanti.
"Oh, ndak, ndak. Kalau nanti organisasi Pilpresnya jadi, bisa saja relawan-relawan itu disatukan, kalau mau. Karena waktu Pilgub kemarin juga nggak mau disatukan, nggak mau diatur-atur," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun, Jokowi menekankan, harus sesuai dengan aturan
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSalah satu organisasi relawan yang diundang yakni Bara JP dan JoMan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaBudi menyebut relawan memberikan sejumlah masukan kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Jokowi menyebut presiden boleh memihak dan kampanye di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyatakan Presiden boleh ikut kampanye dan memihak salah satu calon di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaPerludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca Selengkapnya