Merdeka.com - Raja Dangdut Rhoma Irama menjadi salah satu bakal capres PKB di Pemilu 2014. Sosok Rhoma yang terbilang baru di dunia politik ini dinilai tak bisa dianggap remeh. Pengamat Komunikasi Politik Effendi Ghazali mengatakan, dalam konvensi internal PKB, kedua belah pihak saling diuntungkan. Baik PKB maupun ketiga calon yang menjadi bakal capres PKB, yakni Mahfud MD, Jusuf Kalla dan Rhoma Irama.

"Soal PKB itu konvensi informal yang tak normatif. Kedua belah pihak mendapat keuntungan. Karena orang yang maju dapat keuntungan, karena belum tentu ada yang mau usung. PKB diuntungkan karena terbantu kampanyenya," ujar Effendi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/12).

Dia menilai, sosok Rhoma tak bisa dianggap remeh meskipun harus bersaing dengan tokoh sekelas JK dan Mahfud MD. Effendi yakin jika Rhoma punya pemilih sendiri yang bisa meningkatkan popularitas serta elektabilitasnya dalam Pemilu 2014.

"Jangan anggap enteng Rhoma, pendukungnya banyak. Ada dampak psikologis positif ke PKB yang akan dianggap dipengaruhi," pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Politik CSIS J Kristiadi justru punya pendapat sebaliknya. Terpilihnya Rhoma sebagai bakal capres justru dianggap main-main. Meskipun ia menilai, Rhoma juga termasuk sosok yang hebat jika disandingkan degan JK dan Mahfud MD. Namun, kata dia, Rhoma hebat dalam bidangnya yakni musik, bukan politik.

"Kalau yang diundang pak Mahfud MD, pak JK itu berarti PKB serius, tapi kalau diikut sertakan Rhoma Irama, bukan karena Rhoma tidak hebat, dia hebat dalam bidangnya. Tapi kalau dalam politik itu pasti bukan dunia beliau kan. Saya sendiri bertanya apa ini sebenarnya yang dilakukan teman-teman PKB ini mau gurau-gurau, seleksi atau relaksasi dan sebagainya," pungkasnya.