Hoaks Ratna Sarumpaet dinilai jadi celah tim Prabowo buat kampanye hitam
Merdeka.com - Pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan pelanggaran pemilu, karena telah menyebarkan penganiyaan Ratna Sarumpaet yang terbukti hoaks.
Garda Nasional untuk Rakyat (GNR) menilai dugaan penganiayaan yang disampaikan oleh beberapa politisi yang tergabung dalam tim kampanye Prabowo-Sandiaga, merupakan bentuk kampanye hitam terhadap pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
"Ini ada dugaan black campaign pasangan urut capres nomor urut 2 Prabowo Sandi yang mendiskreditkan Jokowi Ma'ruf," kata kuasa hukum GNR Abdul Fakhridz Al Donggowi di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Salah satu pasal yang disangkakan adalah pasal 69 ayat 1 huruf b, c, dan e dan ayat 4 Peraturan KPU Nomor 23 tahun 2018. Pasal 69 berbunyi pelaksana, peserta, dan tim kampanye dilarang melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan NKRI, menghina seseorang, agama, suku ras dan golongan, serta, menganggu ketertiban umum.
"Itu jelas diatur bahwa pasangan calon dilarang melakukan kampanye yang mengandung unsur provokatif, adu domba," ucap Abdul.
Dia mengklaim memiliki bukti bahwa kubu Prabowo, saat berbicara ke media, mendeskreditkan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Adapun bukti yang mereka bawa merupakan potongan gambar sejumlah pemberitaan di media daring dan televisi.
"Ketika mereka bilang bahwa Ratna Sarumpaet itu menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang, kemudian itu mereka menggiring opini bahwa seolah-olah yang melakukan itu adalah orang-orang yang berada di kelompok pro pemerintah," kata Abdul.
Diketahui, isu dugaan penganiyaan Ratna Sarumpaet digulirkan sejak Selasa (2/10). Foto Ratna yang wajahnya terlihat lebam menjadi sumber isu. Kubu Prabowo, melalui Jubir Dahnil Anzar Simanjuntak, Waketum Gerindra Fadli Zon, sampai capres Prabowo sendiri mengkonfirmasi peristiwa tersebut ke media.
Belakangan, Ratna Sarumpaet mengakui membuat kebohongan soal penganiayaan oleh orang tak dikenal di Bandung. Dia meminta maaf kepada Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto telah menemui dan membelanya. Setelah menyadari kebohongan soal penganiayaan itu salah, Ratna menyesal.
Ratna mengungkapkan, wajah lebamnya itu bukan karena dianiaya, tetapi akibat operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian pipi kiri. Operasi itu dilakukan di RS Bina Estetika Jakarta tanggal 21 September lalu.
"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna di rumahnya, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10).
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo diisukan sakit usai mengunjungi Sumedang (30/1) dan dilarikan ke RSPAD untuk menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap terduga penyebar hoaks rekaman suara Forkopimda Batubara mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah sebelas orang saksi diperiksa pihak Kepolisian di Sampang
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sama seperti Pilpres 2019 silam, Prabowo menunaikan hak suaranya di TPS Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto yakin bisa menang Pilpres 2024 satu putaran setelah melihat beberapa survei.
Baca SelengkapnyaHubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaPrabowo berharap semua warga Riau yang hadir untuk memilihnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo mencontohkan, hakim di negara-negara maju, apalagi hakim tertinggi dijamin jabatannya seumur hidup.
Baca Selengkapnya