Hary Tanoesoedibjo tinggalkan MNC Grup demi Perindo
Merdeka.com - Pengusaha Hary Tanoesoedibjo (HT) nampaknya benar-benar serius untuk membesarkan partai Perindo yang dibentuknya. Dia mengaku rela menanggalkan jabatan di MNC Grup demi melakukan konsolidasi partai ke seluruh daerah di Indonesia.
HT mengatakan, partai yang dipimpinnya akan fokus membangun ekonomi kerakyatan. Bahkan dia akan meninggalkan stigma ekonomi kapitalis dan neolib yang selama ini melekat dalam dirinya. HT telah meninggalkan 101 perusahaan dengan karyawan sebanyak 30 ribu orang yang dimiliknya kepada kalangan profesional agar bisa fokus membesarka partai.
"Saya saat ini keliling Indonesia selain membangun partai juga sekaligus membangun ekonomi kerakyatan dengan berbagai langkah konkret mulai dari pembinaan, pelatihan, bantuan permodalan bagi UKM. Saya turun langsung demi memastikan bahwa langkah yang diambil tepat sasaran. Saya sudah meninggalkan perusahaan karena sudah ada yang ngurusi dan berjalan sangat baik," ujar Harry Tanoe dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada merdeka.com, Kamis (31/3).
Harry yakin pengalamannya jatuh bangun membangun usaha yang dimilikinya selama 26 tahun bisa diterapkan mencapai tujuan tersebut. Selama itu, kata dia, dilakukan dengan militansi, kerja keras dan kerja cerdas.
"Perindo hadir dengan tujuan yang jelas untuk membangun masyarakat kecil sesuai dengan tujuan kita membangun Indonesia sejahtera. Oleh karena itu, Perindo akan menjadi pelopor perubah strategi berbangsa dan bernegara karena kalau tidak maka tujuan kemerdekaan yaitu memakmurkan kehidupan rakyat tidak akan tercapai," tambahnya.
Dirinya mengaku khawatir kalau arah pembangunan yang neolib dan kapitalis seperti sekarang terus dipaksakan dan tidak mengambil pondasi ekonomi kerakyatan, maka tujuan mensejahterakan rakyat tidak akan tercapai. Malah yang akan terjadi adalah kesenjangan antara si kaya dan si miksin akan terus melebar.
"Cina dan India, dua negara besar dengan tingkat pendidikan dan kesejahteraan di bawah Indonesia 30 tahun lalu. India karena jajahan Inggris menerapkan ekonomi neolib kapitalis seperti Inggris dengan harapan mereka bisa makmur seperti Inggris. Tapi karena tingkat pendidikan rakyatnya tidak semaju Inggris, yang terjadi justru penerapan ekonomi neolib kapitalis membuat jurang antara si kaya dan si miskin bertambah jauh," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pemuda Perindo Effendi Syah Putra mengaku bahwa Harry Tanoesoedibjo sudah berkomitmen membangun ekonomi kerakyatan dan akan fokus di dunia politik demi membesarkan partai yang dibesutnya. Dirinya mengaku akan sulit bagi Harry mencapai tujuan tersebut jika tidak meninggalkan perusahaan yang didirikannya itu.
"Pak Harry Tanoe akan fokus di dunia politik. Dia bilang ke saya akan menghabiskan periode ketiga hidupnya demi mengabdi membangun ekonomi kerakyatan," kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha Indonesia yang memegang posisi strategis di perusahaan terkemuka.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, bahwa kapitalisme dan neoliberal akan membuat rakyat semakin jauh dari kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaWignyo Prasetyo percaya grup TV milik Hary Tanoe tersebut tidak akan ‘loncat pagar’ dari aturan netralitas pers
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaProyeksi Prabowo ini berkaca pada kian meningkatnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaYano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hari Tanoesoedibjo bersama istri dan lima anaknya kompak maju sebagai calon legislatif (Caleg) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, dalam perekonomian suatu negara harus memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu ketimbang kebutuhan lainnya.
Baca Selengkapnya