Gerindra sebut Prabowo beri efek positif, Jokowi negatif
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono tak khawatir soal elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang tertinggal di bawah pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (RINDU) dan Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) di Pilkada Jawa Barat. Menurutnya tingkat popularitas Sudrajat-Syaikhu kian naik signifikan.
"Kalau elektabilitas Pak Sudrajat-Syaikhu menurut saya mulai meningkat seiring dengan popularitas Sudrajat-Syaikhu di Jawa Barat. Pak Sudrajat-Syaikhu kan pasangan kuda hitam yang membayangi pasangan Dedi Mizwar dan pasangannya, dan pasangan Ridwan Kamil dan pasangannya," katanya saat ditemui di FX Sudirman, Jakarta, Kamis (19/4).
Dia mengungkapkan, data yang pihaknya kumpulkan, popularitas Sudrajat dan Syaikhu melebihi 30 persen. Oleh karenanya pasangan dengan sebutan Asyik ini dapat menyaingi RINDU dan 2DM.
"Sehingga dengan tingkat kesukaan publik yang memadai tidak berlebihan kalau saya memperkirakan kalau suaranya Pak Sudrajat dan Pak Syaikhu ini bisa bersaing dengan pasangan pasang Ridwan Kamil dan Dedi Mizar dan pasangannya," tuturnya.
Untuk mendulang suara pasangan Sudrajat, Ketum Gerindra Prabowo Subianto akan blusukan ke Jawa Barat. Ferry juga menyinggung soal elektabilitas Jokowi yang turun karena negatif.
"Kalau Prabowo efek sekarang efeknya positif beda dengan Jokowi efek. Jokowi Efek itu sekarang negatif karena elektabilitas Pak Jokowi sekarang menurut lembaga survei median sudah 36 persen turun terus. Itu belum termasuk kasus Ibu Sukmawati, juga keluarnya Perpres No 20 tahun 2018, belum termasuk menghilangnya Premium di pasaran jadi kalo menurun saya ada efek Jokowi tapi negatif, ada Prabowo efek itu positif. iti bedanya sekarang," paparnya.
Adapun berdasarkan survei dari Indo Barometer pada dinamika dan proyeksi Pilkada Jawa Barat pemilih tertinggi pasangan Cagub-Cawagub di Maret 2018 didapat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (36,7 persen), disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (31,1 persen) serta Sudrajat-Ahkmad Syaikhu (5,4 persen).
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar +2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Teknik yang digunakan melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
"Kalau (Asyik) ini menang jadi Gempa Bumi politik, gempanya langsung 9 skala richter. Kalau pasangan Asyik menang, ini akan terjadi kejutan politik bukan di Jabar tapi di Jakarta," tandas Direktur Eksekutif Indo Barometer Mochammad Qodari.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo-Gibran konsisten naik. Ganjar-Mahfud mengalami penurunan, dan Anies-Muhaimin stabil.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tidak mengharuskan kadernya untuk maju sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.
Baca SelengkapnyaMuhaimin Iskandar paling tinggi tingkat tidak disukai responden.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca Selengkapnya