Gaya ndeso Jokowi buat dirinya jadi capres idola anak kampus
Merdeka.com - Meski Pilpres masih beberapa bulan ke depan, mereka yang berniat maju mulai mengatur strategi agar bisa meraup dukungan sebesar-besarnya. Salah satunya dengan mendekati pemilih muda yang dianggap lahan besar perolehan suara.
Atas dasar itulah, tim majalah YUFA (Youth, Urban, Fasion dan Attitude) Universitas Bakrie lantas melakukan jajak pendapat tentang capres idola anak-anak kampus. Jajak pendapat ini dilakukan di 10 kampus.
Dari 12 nama capres yang masuk dalam jajak pendapat, hasilnya nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, moncer di urutan teratas dengan perolehan suara 39 persen total suara. Disusul tiga peserta konvensi Demokrat, Anies Baswedan 9 persen, Gita Wirjawan 7 persen dan Dahlan Iskan 7 persen.
"Stok tokoh lama seperti capres Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya meraih 6 persen suara, disusul tokoh Partai Golkar yaitu Capres Golkar Aburizal Bakrie dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang masing-masing meraih 5 persen suara,” papar Koordinator jajak pendapat YUFA, Megumi Gunawan, dalam rilis yang diterima merdeka.com, Jumat (10/1).
Megumi memaparkan, hasil jajak pendapat itu jelas menjadi bukti, kegantengan dan kekayaan seorang capres bukan faktor utama mereka memilih capres. Tapi lebih pada track record 43 persen, visi misi 27 persen dan kesan di mata publik 24 persen. Tiga faktor itulah yang menjadi poin plus untuk Jokowi.
"Jadi pemilihan sosok capres karena tampang dan tajir ternyata justru berada pada urutan akhir pertimbangan memilih, keduanya hanya mendapat 2 persen. Ini artinya anak kampus sangat melek politik. Mereka gaul tapi tidak abai dengan perkembangan politik.
Sementara untuk parpol yang akan bertarung di pemilu mendatang, menurut Megumi, PDI Perjuangan sebagai partai opsisi ternyata cukup mendapatkan tempat di hati para mahasiswa dengan persentase 41 suara. Disusul Partai Golkar dengan 18% persen, Partai Demokrat 12 persen dan Partai Gerindra dengan 10 persen.
"Hasil yang mengkhawatirkan adalah partai-partai Islam seperti PAN, PPP, PKS dan PKB yang hanya meraih persentase di bawah 5 persen. Nampaknya faktor agama sudah bukan pilihan utama anak-anak kampus," tambahnya.
Jajak pendapat tim YUFA ini merupakan project ujian akhir semester (UAS) yang dilakukan secara independen pada 10 universitas di Jakarta dan Yogyakarta. Ide dasar jajak pendapat ini adalah mencari indikasi awal, bukan sebagai temuan yang telah teruji secara metodologi.
Mahasiswa sebagai obyek jajak pendapat menjadi pertimbangan karena besarnya jumlah pemilih pemula yang dikhawatirkan bersikap pasif terhadap politik dan tidak menggunakan hak suara mereka sebagai agent of change.
Metode jajak pendapat dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 100 mahasiswa di 10 Universitas. Sepuluh universitas tersebut yaitu Universitas Indonesia, Universitas Bakrie, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Interstudy, Universitas Islam Negeri, Universitas Gadjah Mada, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Nasional Jakarta dan Universitas Al-Azhar Indonesia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi hanya menyebut, sebaiknya debat capres nanti malam disaksikan saja.
Baca SelengkapnyaAnies merasa terkejut mengapa sekaliber presiden mengomentari debat yang diikut oleh para capres.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin Presiden terpilih bisa melanjutkan program-program dan pembangunan infrastruktur yang menjadi warisannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaFarah mengingatkan agar masyarakat tidak memilih calon pemimpin hobi joget
Baca SelengkapnyaBerikut momen Presiden Jokowi dipinjami topi oleh siswa SMK lantaran kepanasan saat kunjungan kerja. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengaku belum melihat Jokowi memihak kepada salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaBenarkah Jokowi meminta agar tidak memilih capres nomor 2? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaLahir di Kuningan, Jawa Barat, wanita ini terbang jauh ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan.
Baca Selengkapnya