Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gara-gara Ahok, internal PDIP saling sikut

Gara-gara Ahok, internal PDIP saling sikut Basuki Tjahaja Purnama. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - PDI Perjuangan sebagai satu-satunya partai yang dapat mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilgub DKI Jakarta 2017, hingga saat ini belum memutuskan sikap politiknya. Akibatnya, kader-kader internal PDIP tidak satu suara dan terkesan pecah.

Mereka saling sikut walaupun dalam bentuk pernyataan di media. Ada kader yang menghendaki dan mendukung calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Tetapi, tak sedikit pula yang terang-terangan dan tegas menolak Ahok sebagai calon gubernur DKI periode selanjutnya.

Ahok bermanuver menyambangi markas PDIP untuk bertemu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Tak sendirian, Ahok ditemani Ketua DPP PDIP Bidang Keanggotaan dan Organisasi yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Saiful Hidayat.

Kepada PDIP, Ahok ingin meminang Djarot sebagai pasangan duetnya untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2017. Ahok merasa paling cocok dengan Djarot .

"Jadi kalau saya mau ngajak Pak Djarot, saya mesti sowan sama pemiliknya. Pemiliknya itu bukan Bu Mega secara pribadi tapi, Bu Mega sebagai ketua umum partai," kata Ahok saat itu.

Ahok juga menawarkan PDIP bergabung dengan tiga partai lain yang sudah mendukungnya yakni Partai Hanura, Partai NasDem, dan Partai Golkar. Dalam pertemuan itu, Ahok juga mengklaim bila Megawati menyetujui dirinya maju bersama Djarot di Pilgub DKI 2017.

Pertemuan tersebut seolah-olah PDIP telah memberikan tiket kepada Ahok. Bahkan, diembuskan kabar bila deklarasi pasangan Ahok-Djarot bakal dilakukan dalam waktu dekat.

Namun, faktanya PDIP masih belum memutuskan. Di tingkat bawah PDIP sendiri masih terjadi perbedaan pendapat dan belum satu suara. Gara-gara Ahok, mereka kader PDIP saling sikut.

Sebut saja politikus PDIP Masinton Pasaribu yang meminta Ahok tidak mencampuri internal partainya terkait dukungan di Pilkada DKI 2017. Ahok berulang kali mengklaim dirinya didukung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Kami minta (Ahok) supaya jangan ikut-ikut mecah belah. Jangan ikut menyebarkan berita hoax. Urus aja jangan nyolot," tegas Masinton, Jakarta, Minggu (21/8).

Menurut dia, apapun keputusan nanti adalah hak dan domain PDIP. Ahok atau siapapun juga tidak berhak untuk menginformasikan ke publik akan suatu hal yang belum pasti.

Masinton mengatakan belum ada pembicaraan internal terkait dukungan partainya. Malah, kata dia setiap informasi yang beredar jika PDIP akan dukung Ahok sangat tidak jelas.

"Informasi PDIP dukung si A itu hoax semua," tegas Masinton.

Selanjutnya Wakil Sekjen PDIP Achmad Basarah menjawab isu dirinya akan mendeklarasikan pasangan Ahok-Djarot di Pilgub DKI. Menurutnya, kabar itu sengaja diembuskan oleh pihak tak bertanggung jawab.

"Berita bohong yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya, Minggu (21/8).

Keputusan mengenai pasangan calon gubernur, lanjutnya, merupakan otoritas Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai pemegang mandat hak prerogatif partai sesuai AD/ART.

Basarah menegaskan, Mega sangat memperhatikan harapan masyarakat Jakarta untuk mendapatkan pemimpin yang dapat membawa kesejahteraan. Terlebih sebagai ibu kota, kata Basarah, DKI harus menjadi etalase republik di mata dunia internasional.

"Diperlukan pemimpin yang berjiwa gotong royong dan mengayomi semua lapisan masyarakat, terutama kaum marhaen yang nasibnya harus diselamatkan dan disejahterakan," jelasnya.

(mdk/sho)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih

Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih

PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.

Baca Selengkapnya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI

Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI

Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.

Baca Selengkapnya
Profil Lengkap Ahok, Komut Pertamina yang Mundur dari Jabatan karena Dukung Ganjar-Mahfud

Profil Lengkap Ahok, Komut Pertamina yang Mundur dari Jabatan karena Dukung Ganjar-Mahfud

Surat pengunduran diri Ahok telah diberikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris agar dikirimkan kepada Menteri BUMN dan ditembuskan ke Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terbitkan Keppres Pemecatan, AWK Ajukan Surat Penundaan PAW di DPD

Jokowi Terbitkan Keppres Pemecatan, AWK Ajukan Surat Penundaan PAW di DPD

Alasannya, AWK sedang menggugat BK ke PTUN terkait pemacetannya sebagai anggota DPD.

Baca Selengkapnya
Kisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan

Kisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan

Alasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BUMN Soal Ahok & Said Aqil Tak Perlu Mundur dari Kursi Komisaris Usai Dukung Paslon Seperti Abdee Slank

Penjelasan BUMN Soal Ahok & Said Aqil Tak Perlu Mundur dari Kursi Komisaris Usai Dukung Paslon Seperti Abdee Slank

Hal ini dilakukan setelah Abdee dan Slank memutuskan mendukung paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya