Evaluasi JK: Pilpres dan Pileg Tak Bersamaan, Hanya Pilih Partai Bukan Caleg
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla semakin yakin perlunya evaluasi dalam sistem Pemilu Serentak. Salah satunya karena ratusan petugas KPPS, Bawaslu dan anggota Polri yang meninggal dunia dalam proses dan pelaksanaan Pemilu. Evaluasi mencakup dua hal. Pertama, Pileg dan Pilpres tidak lagi dilaksanakan bersamaan. Kedua, tidak lagi menggunakan terbuka terbuka untuk caleg. Cukup partainya saja. Dengan demikian perhitungan suara lebih mudah.
"Maka evaluasinya dua hal tadi. Bahwa jangan disatukan. Kemudian jangan lagi terbuka supaya dihitung hanya partainya. Supaya partai juga memilih orangnya yang baik. Karena banyak isu tentang biaya yang besar," ujar JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Senin (13/4).
Dia juga menyarankan agar fokus menyederhanakan proses pemilu. Terkait kabar yang menyebutkan bahwa sistem Pemilu ke depan akan menggunakan proses pemilihan elektronik, JK menilai seluruh sistem memiliki kelebihan dan kekurangan. Manual pun memiliki kekurangan.
Sistem elektronik berpeluang diretas. JK mencontohkan pemilu di Amerika yang mencurigai Rusia. Setelah itu India, yang saat itu melakukan e-voting. Sistem yang sudah berjalan 10 tahun itu akhirnya dihentikan dan India memilih kembali menggunakan sistem manual.
"Kenapa kembali ke manual karena keraguan juga tentang isinya. Jadi semua ada kelebihannya, kekurangannya. Tapi yang lebih penting sederhanakan dulu sistem pemilunya," kata JK.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan sistem Pemilu yang berjalan saat ini menjadi penyebab meninggal petugas KPPS.
"Kerumitan sistem pemilu, kecapean, tanpa istirahat dan di ruangan terbuka serta jangan lupa, stres itu. karena ketua ketua KPPS ini kan di desa desa, belum tentu dia betul betul memahami sistem ini yang rumit, bisa bingung dia."
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Evaluasi Debat Perdana Pilpres, KPU Pastikan Format Tidak Mengalami Perubahan
Evaluasi itu dilakukan bersama tim sukses masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaSoal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa
Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaJokowi soal Pilpres 2024 Satu Putaran: Kita Tunggu Bersama-sama
Jokowi mengajak semua pihak untuk menunggu bersama-sama hasil Pilpres 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK Ingatkan Jokowi Tak Kampanye Terselubung: Kalau Melanggar Permalukan Diri Sendiri
JK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaEmpat Hasil Survei Elektabilitas Capres Cawapres Jelang Debat Ketiga Pilpres
Jelang pelaksanaan debat ketiga, sejumlah lembaga telah mengeluarkan hasil survei terkait elektabilitas tiga paslon.
Baca SelengkapnyaJokowi Bilang Presiden Boleh Berpihak di Pilpres, Timnas AMIN: Ada Tanda Kepanikan
Jokowi memastikan Presiden boleh kampanye dan berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.
Baca Selengkapnya