Didukung Golkar, suara Ahok-Heru lampaui kemenangan Jokowi di DKI
Merdeka.com - Hasil Musda DPD Partai Golkar DKI Jakarta merekomendasikan untuk mendukung incumben Basuki T Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI 2017 nanti. Dengan demikian, bertambah satu partai lagi pasca dukungan NasDem dan Hanura bagi Ahok.
Ahok telah memiliki modal yang lebih dari cukup untuk maju lewat jalur independen sesuai dengan aturan KPU. Ahok telah berhasil melampaui batas dukungan 7,5 persen KTP dukungan dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada di DKI Jakarta.
Jumlah DPT pemilih DKI berdasarkan hasil Pemilu 2015 yakni 7.260.168 pemilih. Sehingga Ahok yang memilih berpasangan dengan Heru Budi Hartono sebenarnya hanya wajib mengumpulkan KTP sebanyak, 532.213 orang saja.
Namun, relawan TemanAhok justru memperoleh hampir dua kali lipat dari ambang batas persyaratan maju melalui jalur independen. Berdasarkan data terakhir, KTP dukungan yang berhasil dikumpulkang TemanAhok mencapai 1.024.632 orang.
Jumlah ini terbilang fantastis untuk seorang calon independen. Sebab, jumlah ini hanya kalah dari PDIP, partai pemenang pemilu yang sukses mengumpulkan suara 1.231.843 suara dalam Pemilu 2014 lalu.
Menurut peneliti JPPR, Masykurudin Hafidz mengatakan, bahkan pemenang kedua di DKI Jakarta yakni Gerindra kalah dengan perolehan KTP dukungan yang dilakukan oleh TemanAhok. Pada Pemilu 2014 lalu, Gerindra hanya memperoleh 592.568 suara.
"Dengan rata-rata harga satu kursi di DKI Jakarta 41 ribu suara, maka jumlah KTP Ahok setara dengan 25 kursi di DPRD DKI Jakarta (belum termasuk dukungan parpol buat Ahok), cukup untuk mengusung pasangan calon sendirian tanpa koalisi," kata Masykurudin dalam pesan singkat, Senin (20/6).
Dia juga menjelaskan, jumlah KTP yang dikumpulkan oleh TemanAhok juga mengalahkan torehan calon independen sebelumnya yakni pasangan Hendardji Soepandji- Riza Patria sebanyak 579.719 dan Faisal Basri-Biem Benjamin sebesar 422.939 suara pada saat pendaftaran awal dalam Pilgub DKI 2012.
"Bila didasarkan pada hasil Pilkada Jakarta 2012, jumlah tersebut (KTP dukungan TemanAhok) sebesar 55 persen daru perolehan pasangan Jokowi-Ahok yang waktu itu memperoleh suara 1.847.157 atau 69 persen daru perolehan suara Fauzi Bowo-Nahrawi Ramli yang memperoleh suara 1.476.648 suara pada putaran pertama (Pilgub DKI 2012)," kata dia lagi.
Pada Pemilu 2014 lalu, NasDem sendiri di DKI Jakarta memperoleh suara sebesar 211.117, sementara Hanura 335.960 suara dan Golkar mencapai 376.190 suara.
Sehingga jika ditotal hitung-hitungan kasarnya, dukungan Ahok melalui TemanAhok, Golkar, Hanura dan NasDem, maka muncul angka 1.947.899 suara. Sehingga perolehan ini sudah melampaui kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilgub DKI 2012 lalu.
Kendati demikian, keputusan Golkar untuk mendukung Ahok masih bisa berubah. Sebab, hal ini baru diputuskan tingkat DPD I Golkar DKI Jakarta. Keputusan akhir berada di tangan DPP Golkar pimpinan Setya Novanto.
Meskipun Setya Novanto telah mengisyaratkan dukungan ke Ahok. Akan tetapi, Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie (Ical) lebih ingin partai beringin mendukung Yusril Ihza Mahendra. Ical memang diketahui memiliki hubungan dekat dengan Yusril.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaAhok Dukung Ganjar, TKN Prabowo-Gibran: Too Little Too Late, Enggak Ngaruh Sama Sekali
Habiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar
Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Isu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaTerungkap Alasan Ahok Tak Ikuti Langkah Jokowi yang Condong ke Prabowo
Ahok ragu nantinya Prabowo akan melanjutkan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden
Ternyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaHasto Blak-blakan Tuding Jokowi Bakal Rebut Partai Golkar, Begini Respons Airlangga
Peristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Dianggap Tidak Mungkin Acak-Acak Partai Golkar
Ketua Umum MKRG, Adies Kadir menilai Jokowi dan Gibran tidak mungkin mengacak-acak Golkar
Baca Selengkapnya