Demokrat buka peluang dukung Jokowi, OSO singgung tanda-tanda zaman
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) mengaku tak mempermasalahkan jika Demokrat memberikan syarat untuk bergabung bersama koalisi pendukung Joko Widodo. Menurutnya, setiap partai akan melakukan hal sama sebelum bergabung memberikan dukungan terhadap calon presiden.
"Demokrat ini partai yang Demokrat dan demokratis, dia tahu tanda-tanda zaman. Jadi saya pikir sah-sah saja kalau partai Demokrat itu membangun komunikasi," kata OSO di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/3).
OSO mengatakan, Hanura akan menggelar rapimnas untuk membahas dinamika pembentukan koalisi tersebut serta posisi partai di dalam koalisi.
"Saya melihat ini sedang akan kita bicarakan di dalam rapim kita, kita sebentar lagi akan rapimnas. Dan tanda-tanda zaman ini akan kita pelajari terus apa keuntungan partai kita terus apa pula keuntungan orang yang kita dukung," tegasnya.
Ketua DPD RI ini juga tak mempermasalahkan apabila nantinya Demokrat menyodorkan nama Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi. Hanura menyerahkan keputusan soal sosok cawapres kepada Jokowi.
Meskipun, Hanura telah menyodorkan nama Wiranto. OSO menyerhakan sepenuhnya soal cawapres kepada Jokowi.
Diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan sangat mungkin Demokrat berjuang dengan Jokowi. Kata dia, Demokrat akan turut andil dalam pembangunan.
"Sangat bisa partai Demokrat berjuang bersama Bapak (Jokowi)," ungkapnya.
"Tentu bapak sangat memahami sebagaimana pengalaman saya dalam Pilpres 2014 dan 2009 perjuangan bersama apapun namanya apakah koalisi atau aliansi akan berhasil dan menang jika rangka kebersamaannya tepat," lanjutnya.
Presiden keenam ini juga mengungkapkan bahwa dalam hal pemilihan koalisi yang terpenting adalah masalah hati. Serta harus saling menghormati satu sama lain.
Sejauh ini, Jokowi didukung sekitar 5 partai diantaranya, PDIP, Golkar, PPP, NasDem dan Hanura.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasto justru menyindir soal konstitusi dan demokrasi yang dirampas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi memiliki hak individu untuk mendukung paslon manapun.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tidak tahu siapa yang disebut 'Pak Lurah' oleh politisi.
Baca SelengkapnyaTonny menggantikan posisi Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Salah satunya AHY.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaPotret lawas Presiden SBY saat hadir di Hari Pramuka beberapa tahun lalu sempat mencuri perhatian, terlebih ada sosok Presiden Jokowi yang menerima penghargaan.
Baca Selengkapnya