Merdeka.com - Kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) batal menggelar rapat pleno DPP Golkar. Awalnya, pleno digelar di DPP Golkar Jl Anggrek Neli, Slipi, siang tadi.

Wakil Korbid Partai Golkar, Darus Siska mengatakan, pleno kubu Bamsoet awalnya akan digelar di kantor DPP. Tapi tidak bisa masuk karena dikuasai oleh kubu Airlangga Hartarto.

"Iya rapat pleno batal. Pleno direncanakan di Slipi, kumpul dulu di Sultan, karena enggak bisa masuk Slipi," jelas Darul saat dihubungi merdeka.com, Rabu (4/9).

Rapat di Sultan akhirnya memutuskan untuk mendesak agar Ketum Golkar Airlangga Hartarto gelar pleno. Sebab, menurut dia, rapat pleno tak perlu lebih dulu melakukan rapat korbid. Diketahui, kubu Airlangga Hartarto akan menggelar rapat korbid pekan depan.

"Pertemuan dilaksanakan di Sultan mendesak DPP untuk segera pleno, bukan rapat korbid yang disampaikan oleh Ace Hasan Syadzili, karena untuk rapat pleno tidak mensyaratkan ada rapat korbid atau jenis rapat lainnya," kata Darul.

Rapat di Sultan dihadiri oleh Nusron Wahid, Bendum Golkar Robert J Kardinal, Viktus Murin, Ali Yahya dan Andi Sinulingga.

Sementara itu, Nusron Wahid menyebut, para pihak yang mendesak pleno di kantor Golkar berniat mulia. Ingin meminta konfirmasi sekali lagi kepada ketua umum dan Sekjen tentang segala kapan dilaksanakannya pleno DPP Partai Golkar.

"Berdasarkan peraturan organisasi SK 148 tahun 2016 mengatakan rapat pleno harus dilaksanakan minimal setidak-tidaknya dua bulan sekali, lalu rapat harian dilaksanakan satu bulan sekali. Tapi dari habis pemilu bulan April, tanggal 17 April sampai sekarang belum dilaksanakan rapat pleno sama sekali," tutur Nusron di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (4/9).

Nusron menambahkan, rapat pleno terakhir digelar pada bulan Desember tahun 2018 lalu sekaligus rapat persiapan pileg. Tapi sampai hari ini rapat pleno tak kunjung digelar.

"10 Bulan tidak ada rapat pleno padahal banyak agenda-agenda urgent dan agenda penting yang membutuhkan keputusan bersama di dalam pleno," jelas Nusron.