Cak Imin Prihatin Politik Pragmatis Masih Melekat, Buat Karir Politik Kader NU Suram
Merdeka.com - Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin prihatin politik pragmatis kian melekat dengan pemerintahan saat ini sekaligus sudah era reformasi. Kondisi itu membuat uang sangat menjadii penentu perilaku pemilih dalan pemilihan umum (pemilu) 2024.
"Kelihatannya damai tapi kompetisinya tidak pernah berhenti 24 jam, ini sistem yang melelahkan apalagi di pemilu sangat pragmatis. Uang menentukan banyak hal dalam perilaku pemilih," kata Cak Imin dalam Sarasehan Nasional Satu Abad NU di Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (30/1).
Model demikian, katanya, mambuat karier politik kader-kader NU suram. Padahal menurutnya, kader NU punya rekam jejak mudah menduduki jabatan-jabatan tinggi di pemerintahan.
"Itu artinya masa depan kader-kader NU juga agak-agak madesu, masa depan suram. Karena aktivis-aktivis NU yang selama ini yang bisa murah sampai duduk di jabatan-jabatan publik berhadapan dengan lapangan yang sangat pragmatis," jelas dia.
Butuh Popularitas
Tidak hanya ongkos politik yang mahal, popularitas tak kalah menentukan. Dua hal ini membuat banyak kader yang ingin mencalon legislatif serba salah.
"Ini kader-kader yang mau nyaleg ini sudah membuat kita stres duluan karena sudah modalnya cekak, kemudian popularitasnya juga rendah," ungkapnya.
Kemudian, Cak Imin pun menyinggung gelar doktor yang baru saja diperoleh Ketua Fraksi PKB DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal. Cak Imin menyebut gelar doktor juga dapat mendongkrak popularitas caleg.
Diketahui, Cucun baru saja lulus dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Bidang Ilmu Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
"Kemarin Pak Haji Cucun baru jadi doktor bidang ekonomi politik di Unpad, salah satu tujuannya apa tau nggak? Tujuannya meningkatkan elektoral, elektabilitas saking mahalnya. Nah ini sistem politik reformasi yang juga harus kita evaluasi total," jelasnya.
Reporter: Winda Nelfira
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Cak Imin, etika penting dalam konteks penyelenggaraan negara.
Baca SelengkapnyaBKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaMenanggapi sanksi Ketua KPU, Cak Imin meminta semua pihak jangan bermain-main dengan demokrasi dan etika di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, ketidaknetralan dalam Pemilu akan merusak demokrasi.
Baca SelengkapnyaPNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMuhadjir menyebut, dalam tahun politik ini banyak menteri yang mencalonkan jadi caleg maupun tim sukses.
Baca SelengkapnyaCak Imin memiliki tempat yang lebih mulia dibandingkan hanya sekadar menjadi gubernur.
Baca SelengkapnyaCak Imin ini pun diajak oleh mantan Gubernur DKI Jakarta untuk mengulang kembali ucapannya.
Baca Selengkapnya