Berangnya Demokrat SBY disebut lindungi Petral
Merdeka.com - Pembubaran PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral yang dilakukan Menteri ESDM Sudirman Said disambut baik berbagai kalangan yang menyebut anak usaha Pertamina itu sarang mafia migas. Namun pernyataan Menteri Sudirman bahwa pembubaran Petral sulit dilakukan di pemerintahan sebelumnya karena kerap berhenti di meja presiden telah memantik perseteruan baru.
Apalagi Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyebut atasan Menteri BUMN kala itu, Dahlan Iskan membuat pembubaran Petral sulit dilakukan.
"Dulu Pak Dahlan mau bubarkan Petral, tapi ada kekuatan besar. Yang ada Pak Dahlan bilang, tiga kali dipanggil SBY," ujar dia dalam diskusi bertajuk Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, IJTI, dan Sewatama di Jakarta, Minggu (17/5).
"Tapi kenapa susah dihentikan, karena ada langit (atasan) di atas Pak Dahlan," kata Faisal lagi.
Ketika dikorek lebih jauh siapa langit yang dimaksud, Faisal ogah menyebutkan secara pasti. Namun, dia menegaskan bahwa 'langit' tersebut merupakan atasan Dahlan saat menjabat sebagai menteri. "Ya atasannya Pak Dahlan, siapa?" ungkapnya.
Pernyataan inilah yang menimbulkan kegeraman SBY. "Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius," tulis SBY melalui twitternya, Senin (19/5).
Ketua Umum Partai Demokrat ini mengaku tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti akan diresponsnya. Karenanya, kata SBY, tidak mungkin usul pembubaran Petral di era kepemimpinannya berhenti di mejanya.
"Hari ini saya berbicara dengan mantan Wapres Boediono dan 5 mantan menteri terkait, apakah memang pernah ada usulan pembubaran Petral."
"Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu," kata SBY.
SBY menilai pemberitaan yang menyebut pembubaran Petral berhenti di mejanya adalah fitnah dan masuk dalam pencemaran nama baik. SBY mengaku masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yang menyebarkan.
"Mungkin tidak mudah menghadapi yang tengah berkuasa sekarang ini. Tetapi, kebenaran adalah "power" yang masih saya miliki," katanya.
Setelah SBY bersuara, para petinggi Partai Demokrat ikut-ikutan bersuara. Selain mengecam, mereka juga membela SBY terkait isu Petral ini. Berikut rangkumannya:
Tuduhan politik tanpa dasar
Partai Demokrat tidak terima dengan tudingan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebut Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melindungi mafia Migas. Demokrat meminta agar Sudirman segera mengklarifikasi tuduhan yang dinilai sangat serius ini.Mantan Jubir Demokrat Rachland Nashidik mengatakan, Presiden Jokowi sebaiknya segera memberi klarifikasi atas spekulasi bahwa tuduhan politik sangat serius yang dinyatakan Menterinya kepada SBY telah dengan sengaja dilakukan atas perintahnya."Menteri ESDM Sudirman Said mengeluarkan tuduhan politik tanpa dasar kepada Presiden RI ke-6 setelah melapor kepada Presiden Jokowi. Hal yang menimbulkan pertanyaan tentang adanya restu Presiden," kata Rachland dalam akun Facebooknya dikutip merdeka.com, Selasa (19/5).Rachland bahkan mengungkit jika pemerintahan Jokowi kerap kali salah kutip data dan menyampaikan informasi bohong. Misalnya, saat beberapa waktu lalu Jokowi bilang Indonesia masih memiliki hutang kepada IMF."Sebelumnya Presiden Jokowi secara terbuka menyampaikan informasi bohong tentang utang Indonesia kepada IMF, kekeliruan memalukan yang dibantah oleh Gubernur BI, bahkan oleh menteri keuangannya sendiri," tegas dia."Fenomena yang berulang dan konsisten ini menimbulkan spekulasi bahwa Presiden Jokowi secara sadar mengembangkan pola politik bermusuhan dan memecah belah yang tidak terpuji," imbuhnya.
Ibas: Menteri ESDM jangan menyesatkan!
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), merespons keras pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said, yang mengaitkan pembubaran PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekarang dengan kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya."Yang dinyatakan Pak Sudirman Said adalah sebuah kebohongan besar dan tidak benar. Janganlah Pak Menteri (ESDM) menjadi zalim dengan memberikan informasi yang menyesatkan ini!" tegas Ibas dalam pesan tertulisnya, Jakarta, Selasa (19/5).Dengan adanya isu ini, Ibas bahkan mencurigai ada yang berusaha mengadu domba dan membenturkan Presiden Jokowi dengan mantan Presiden SBY. "Janganlah Pak Menteri berusaha menjilat Presiden Jokowi, dan mengadu domba dengan Pak SBY. Itu merupakan perbuatan kejam Pak Menteri, kata Ibas.Ibas berharap, agar pemerintah hari ini bisa bersikap dewasa, dan fokus saja membangun bangsa tanpa harus mengkambinghitamkan pemerintahan sebelumnya. "Jika ingin melakukan perbaikan, lakukanlah perbaikan tanpa harus menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Janganlah bersikap seperti 'pahlawan kesiangan' yang seolah-olah sudah melakukan banyak hal," pungkasnya.
Ruhut: Menteri Sudirman cari muka salahkan SBY
Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menilai pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sosok yang menghalangi pembubaran Petral didasari dari bentuk kepanikan. Sebab, kata dia, Sudirman sudah mengetahui bakal di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo dari Kabinet Kerja sehingga mencari muka. "Mungkin dia (Sudirman) sudah mengetahui kalau memang dirinya mau dicopot jadi Menteri ESDM. Jadi dia kebakaran jenggot," kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Selasa (19/5). Bahkan, Ruhut mengklaim sesungguhnya Presiden Joko Widodo juga sudah gerah dengan kinerja bawahannya itu. Salah satu alasannya, yakni dengan seenaknya menaikkan dan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Saya melihat presiden juga sudah gerah juga melihat dia karena dia masuk nominasi untuk di-reshuffle. Bayangkan menaikkan harga minyak, lalu diturunkan lalu dinaikkan lagi ini kan membuat rakyat sengsara," ujarnya.
Pohan: Pak Jokowi, tolong disiplinkan menteri Anda!
Politikus Partai Demokrat, Ramadhan Pohan turut berang atas sikap Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sosok yang menghalangi pembubaran Petral. Dia meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mencopot Sudirman dari jabatannya karena dinilai telah menyebarkan fitnah."Presiden Jokowi tak boleh mendiamkan fitnah menterinya itu. Dia Presiden, jika pembantunya berbuat kesalahan fatal, ya Pak Jokowi jangan anteng saja. Menurut saya, Pak Jokowi, tolong disiplinkan menteri Anda. Menteri Sudirman layak di-reshuffle secepatnya. Menteri kok main fitnah, menuduh mantan Presiden pula," kata Ramadhan melalui keterangannya, Selasa (18/5). Bahkan, kata dia, jika Jokowi tak berani mencopot Sudirman dari jabatannya, dia menuding Jokowi telah melakukan kesepakatan terselubung dengan mantan Bos PT Pindad itu. "Jika Presiden Jokowi adem-ayem saja, berarti ada apa-apanya," simpulnya. Menurut dia, walaupun SBY sudah tak lagi berkuasa, bukan berarti dapat difitnah dengan seenaknya. Padahal, kata dia, Partai Demokrat sangat menghormati Pemerintahan Jokowi dengan mendukung kebijakan yang pro-rakyat. "Pak SBY memang tidak berkuasa lagi, tapi bukan berarti boleh difitnah dan dituduh 'semau gue'. Janganlah air susu dibalas air tuba," tukasnya.
Fraksi Demokrat akan panggil Menteri ESDM
Fraksi Partai Demokrat DPR ikut-ikutan berang setelah Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah atas pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said bahwa usulan pembubaran Petral selalu berhenti di meja sang presiden ke-6. Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR Didik Mukrianto mendesak Sudirman segera melakukan klarifikasi atas pernyataannya. Dia meminta agar Sudirman Said sebagai pejabat publik berhati-hati dan terukur dalam menyampaikan pernyataan karena bisa mendegradasi kepercayaan publik dan merujuk ke fitnah ."Pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said sangat tendensius dan bisa menyesatkan karena sangat tidak terukur dan cenderung provokatif. Menteri ESDM harus mengklarifikasi dan menjelaskan dengan terang benderang pernyataannya tersebut agar terhindar dari fitnah ," kata Didik di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/5). Didik berpesan, sebagai pejabat publik seharusnya Sudirman Said melontarkan pernyataan yang valid, sehingga pernyataan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. "Fraksi Demokrat akan meminta Komisi terkait untuk memanggil Sudirman Said untuk menjelaskan semuanya. Kita akan buka kembali file-file lama untuk mengukur tingkat validitas pernyataannya. Kita ungkap kebenaran, jangan sampai rakyat dibodohi dengan info yang sesat," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaSBY Turun Gunung Demi Menangkan Pilpres dan Pileg 2024
Partai Demokrat memiliki target untuk menang di Pileg 2024 dan menang di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh: Satu Kesedihan Saya, Kita Dipaksa pada Kepentingan Sesaat
Surya Paloh menyampaikan rasa kesedihannya melihat perjalanan demokrasi saat ini
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
SBY Safari Politik di Tapal Kuda Demi Dongkrak Suara Demokrat, Sambil Nostalgia Cari Kuliner Enak Jember
SBY turun gunung untuk mendongkrak suara Partai Demokrat di Tapal Kuda Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSBY Turun Gunung di Yogya Demi Menangkan Demokrat dan Prabowo
SBY menginstruksikan keluarga besar Partai Demokrat untuk memilih Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaTurun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa
SBY juga mengajak masyarakat mencoblos Partai Demokrat. Sebab menurutnya, Demokrat adalah partai yang selama ini selalu berpihak dan memperjuangkan hak rakyat.
Baca SelengkapnyaJenis Surat Suara Pemilu yang Patut Diketahui, Simak Penjelasannya
Surat suara bukan hanya secarik kertas, melainkan sebuah instrumen demokratis yang menggambarkan kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKomentar Surya Paloh soal Gimik Gibran saat Debat Cawapres
Menurut Paloh debat kemarin berjalan dengan wajar di mana semua berusaha menunjukkan kehebatannya.
Baca Selengkapnya