Apakah pantas SBY sambut Jokowi di Istana usai pelantikan?
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berencana membuat upacara penyambutan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di Istana Negara usai pelantikan pasangan nomor urut 2 saat Pilpres 2014 itu pada Senin (20/10) mendatang. Rencananya, SBY dan istri Ani Yudhoyono akan mengikuti proses pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla di DPR, lalu pulang duluan ke Istana.
Jokowi-JK yang telah dilantik kemudian akan ke Istana dan disambut SBY dengan upacara militer dan mengajak Presiden terpilih itu keliling kantor. Usai penyambutan, Jokowi direncanakan melepas SBY dan istri untuk meninggalkan Istana.
Menanggapi rencana itu, pakar hukum tata negara Refly Harun menilai dalam sistem tata negara Indonesia, setelah Jokowi dilantik otomatis SBY bukan lagi seorang presiden. Maka, secara etika tata negara, SBY tak punya wewenang di Istana untuk membuat suatu acara.
"Karena setelah dilantik itu, tuan rumahnya Jokowi dan SBY sebagai tamu, jadi kan ini terbalik nantinya," ujar Refly saat berbincang dengan merdeka.com, rabu (15/10).
Refly menambahkan, usai pelantikan Jokowi pihak Istana juga harusnya menganggap SBY sudah menjadi warga negara biasa. "Jadi kalau sudah Jokowi dilantik, kalau dia tidak suka dengan acara SBY ya sah saja," katanya.
Namun, dari segi etika niat baik, langkah SBY itu dinilai bagus karena membuat acara sambutan. Pasalnya, transisi pemerintahan lama ke baru sepanjang sejarah tidak dilakukan dengan baik.
"Dari Soekarno hingga transisi Megawati ke SBY tidak berjalan baik," ucapnya.
Refly menyarankan kalau SBY tetap berencana membuat acara itu, waktu pelaksanaan yang diubah. Misalnya, sehari menjelang pelantikan Jokowi karena SBY saat itu masih menjabat Presiden atau tuan rumah.
"Bisa juga sebelum dilantik, biar nanti berangkat sama-sama ke DPR," tuturnya.
Acara penyambutan ini diklaim SBY untuk membuat tradisi baru politik di Indonesia. Meski tidak ada aturan yang mengatur, acara ini diharapkan dapat menjadi hal yang positif.
"Tata aturannya kan gak ada yah, tapi kebiasaan di tempat lain di negara lain saya kira itu suatu hal yang positif, di mana sampai sebelum pelantikan presiden, presiden definitif kan beliau, jadi sampai selesai masih di Istana," pungkas Ketua KPU Husni Kamil.
SBY berencana membuat acara penyambutan kepada presiden terpilih Jokowi di Istana. Acara itu diadakan seperti serah terima jabatan di militer.
Hingga saat ini, acara tersebut belum dipastikan lantaran SBY akan berdiskusi terlebih dulu dengan Jokowi. Jokowi sendiri mempunyai agenda penyambutan bersama para relawannya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surya Paloh dan Jokowi Bertemu di Istana, Ini Tanggapan PKS
Saat ini PKS memilih fokus memantau proses perhitungan suara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN)
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi Kumpulkan Kepala Desa di Istana, Ini yang Dibahas
Jokowi mengumpulkan Aliansi Lintas Asosiasi Kepala Desa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12).
Baca SelengkapnyaJokowi: Surat Pengunduran Firli Bahuri sebagai Ketua KPK Belum Sampai Meja Saya
Meski belum sampai ke mejanya, Jokowi menyebut surat pengunduran diri Firli telah diterima Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Surya Paloh, PAN: Pilpres Sudah Selesai Saatnya Duduk Bersama
Saleh menyebut adanya silaturahmi seperti itu, akan mengurangi ketegangan antar pendukung.
Baca SelengkapnyaIstana Bantah Kabar Sebut Presiden Jokowi Bertemu Megawati: Sama Sekali Tidak Benar!
Kabar tersebut dihembuskan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
Baca Selengkapnya