Akbar menangis kalau ingat Golkar dicaci di era reformasi
Merdeka.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung memperlihatkan keprihatinan mendalam saat ditanya tentang konflik di tubuh partai berlambang pohon beringin itu. Dia bahkan bisa menangis jika mengingat perjuangannya saat masa reformasi. Di mana saat itu Partai Golkar menjadi cacian dan hinaan hampir seluruh lapisan masyarakat.
"Saya bisa menangis kalau ingat zaman reformasi dulu. Saat saya jadi ketua umum, cobaan, perjuangan yang kami lakukan tak seberapa jika dibandingkan dengan cobaan yang dialami partai saat ini. Sebenarnya penyelesaian konflik saat ini sangat mudah, asalkan kedua kubu mau berbesar hati untuk melakukan islah, duduk bersama dan bermusyawarah untuk mencari jalan penyelesaian terbaik," ujar Akbar Tandjung usai menghadiri Dies Natalis ke 39 UNS, Rabu (11/3).
Akbar juga menyesalkan jika konflik yang terjadi antara kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono tak kunjung ada penyelesaian. Jika konflik tersebut terus berkepanjangan, Partai Golkar sendiri yang akan dirugikan.
Apalagi sejumlah agenda besar telah menghadang di depan mata termasuk pelaksanaan pilkada pada akhir 2015 mendatang. Dia khawatir Partai Golkar tak akan bisa berbuat banyak dalam pilkada nanti jika para elite masih terus bertikai.
"Partai Golkar harus mengikuti tahapan-tahapan pilkada. Kalau tidak ada konsolidasi mulai sekarang, partai Golkar akan sulit mengikuti pilkada. Padahal di seluruh Indonesia ada pemilihan kepala daerah hampir 300 tempat, atau separuh lebih dari seluruh kepala daerah di Indonesia," terangnya.
Jika tak bisa ikut dalam pilkada, Akbar yakin perolehan suara Partai Golkar akan semakin terpuruk pada pemilu tahun 2019 mendatang. Padahal pada pemilu sebelum-sebelumnya, partai yang berjaya di era Orde Baru tersebut perolehan suaranya juga menurun.
"Tahun 2009 perolehan Golkar 106 kursi legislatif, tahun 2014 turun menjadi 91 kursi. Bisa dibayangkan, kalau Partai Golkar tidak bisa ikut pilkada 2015, perolehan kursi kita saya perkirakan hanya 50 atau 60 kursi," keluhnya.
"Tentu saja ini satu hal yang sangat memprihatinkan bagi saya pribadi yang mantan ketua umum partai, yang mengalami betapa beratnya yang dialami Partai Golkar pada awal-awal reformasi. Bukan saja menyedihkan, barangkali saya bisa menangis," keluhnya lagi.
Akbar mengimbau kepada kedua kubu yang bertikai untuk bersama-sama menanggalkan kepentingan pribadi demi keutuhan partai. Semua kubu, kata dia, harus bertekad dengan satu niat, menyelesaikan pertikaian di tubuh partai Golkar dengan sebaik-baiknya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjelasan Ganjar Memilih Kampanye Akbar di Semarang, Bukan di Jakarta
Ganjar menggelar kampanye akbar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semaran, Jawa Tengah, Sabtu (10/2).
Baca SelengkapnyaCak Imin Ajak Pendukung Datang Kampanye Akbar di JIS Pakai Baju Putih dan Ikat Kepala Merah Putih
Cak Imin mengajak seluruh rakyat Indonesia dari elemen manapun untuk turut hadir dalam kampanye akbar terakhir AMIN di JIS.
Baca SelengkapnyaLuhut di Depan Airlangga dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!
Luhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kampanye Akbar di Tapanuli Selatan, Anies Sapa Pendukung dari Sunroof Mobil dan Diberi Penutup Kepala Ampu
Anies juga akan bertolak ke Deli Serdang untuk melanjutkan kampanye akbar di lapangan Reformasi Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaGolkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo
Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.
Baca SelengkapnyaKabar Jokowi Mau Gabung Golkar, Jusuf Kalla Ingatkan Aturan Jadi Ketua Umum
JK mengingatkan jika bergabung dengan Partai Golkar tidak serta-merta bisa menjadi pengurus apalagi menjadi ketua umum.
Baca SelengkapnyaDasi Kuning Jokowi, Ravindra Airlangga: Menunjukkan Kenyamanan dengan Filosofi Golkar
Belakangan ini Presiden Jokowi sering dikaitkan dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAhli Gizi Sarankan untuk Awali Buka Puasa dengan Takjil
Dalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!
Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Baca Selengkapnya