Akbar Faizal dicopot, elite NasDem dan Ruhut Sitompul geruduk MKD
Merdeka.com - Pimpinan DPR tiba-tiba mengeluarkan surat penonaktifan anggota DPR dari Fraksi NasDem Akbar Faizal di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Surat ini menuai polemik, sebab keputusan tersebut dikeluarkan jelang detik-detik MKD memutuskan dugaan pelanggaran kode etik Ketua DPR Setya Novanto di kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK.
Mendengar kesewenangan itu, para elite Fraksi NasDem langsung menggeruduk ruang MKD. Tidak hanya NasDem, Politikus Demokrat Ruhut Sitompul juga ikut protes dengan keputusan menonaktifkan Akbar Faizal ini. Mereka masuk ke dalam ruang sidang guna meluruskan masalah didepaknya Akbar Faizal dari MKD.
"Kita mengantarkan Pak Viktor (Lasikodat). Kita sangat menghormati aturan, saya sama Viktor teman lama mulai zaman kuda gigit besi. Kalau diusik kayak gini, kita marah," kata Ruhut di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/12).
Menurut Anggota Komisi III DPR ini, ada intervensi di dalam MKD sehingga Akbar didepak. Dia menilai, loyalis Ketua DPR Setya Novanto panik, takut kalah voting.
"Apa urusannya Akbar dipecat. Mereka sadar kalau voting kalah mutlak," tuturnya.
Ruhut menjelaskan, dirinya tak menggantikan perwakilan Demokrat di MKD. Namun menurutnya Novanto akan dijatuhi sanksi sebab banyak yang mendukung hal itu.
"Sekarang yang jelas 11 banding 5 atau 12 banding 5 bisa-bisa tinggal 3 Golkar saja (yang tolak sanksi Novanto). Kemungkinan Gerindra sebentar lagi datang. Prabowo dukung kita," pungkasnya.
Seperti diketahui, surat pimpinan yang ditandatangani Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menonaktifkan Akbar Faizal dari MKD karena dilaporkan oleh koleganya Ridwan Bae. Dengan begitu, NasDem menunjuk Viktor Laiskodat sebagai pengganti Akbar Faizal.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaMenag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaKetua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu
Taufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud MD: Pilih Capres Cawapres Sesuai Hati Nurani, Bukan Karena Intimidasi
Menko Polhukam Mahfud MD mengimbau masyarakat jika diancam dan diintimidasi terkait pilihan politik, jangan dilawan terlalu berlebihan.
Baca SelengkapnyaAlasan Mahfud Pilih Mundur Sebelum Pencoblosan
Menurut Mahfud, perdebatan keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
Baca SelengkapnyaCara Relawan Dukung dan Menangkan Ganjar-Mahfud, Bikin Kaos 'Sat Set' 'Tas Tes'
Arya berharap, jika Ganjar-Mahfud memenangkan kontestasi politik 2024 mendatang maka akan dikenang sebagai kemenangan rakyat yang gotong royong.
Baca SelengkapnyaAdik Prabowo Diusulkan Maju Jadi Cagub Sulut, Ini Kata Pengamat Politik
Adik Prabowo Didorong Maju Jadi Cagub Sulut, Ini Kata Pengamat Politik
Baca SelengkapnyaMenko PMK: Tak Mungkin ASN 100 Persen Netral saat Pemilu 2024
Muhadjir menduga potensi pelanggaran tersebut berhubungan dengan preferensi ASN terhadap kontestan pilihannya.
Baca SelengkapnyaMegawati Dukung Hak Angket, Mahfud Tegaskan Bukan untuk Makzulkan Jokowi
Mahfud menyebut bahwa hampir tidak mungkin untuk memakzulkan Jokowi melalui hak angket untuk saat ini. Sebab masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf akan berakhir.
Baca Selengkapnya