5 Hal ini yang pasti ada di pidato Megawati
Merdeka.com - Setiap pemimpin memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan pidato. Dari gaya bahasa, gerakan tubuh, sampai tatapan mata dimiliki masing-masing pemimpin sebagai khasnya.
Termasuk yang ada dalam diri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati sebagai pemimpin wanita yang memiliki kharisma tersendiri dalam menyampaikan pidato politiknya kepada jutaan loyalisnya.
Pidato Megawati selalu membuat para pengagumnya terhipnotis. Dengan gaya lantang dan menggebu-gebu, Megawati tak kalah dengan orator pemimpin pria dalam menyampaikan pidato.
Saat Kongres IV PDIP di Bali kemarin, banyak pula yang memuji pidato politik Mega. Namun, ada ciri khas Megawati yang tak pernah tertinggal ketika menyampaikan pidato.
Apa saja itu? Berikut 4 hal yang pasti tak pernah ditinggalkan Megawati saat berpidato, dihimpun merdeka.com, Jumat (10/4).
Merdeka
Ada kata yang tak pernah ditinggalkan Megawati dalam setiap pidatonya. Untuk menyemangati para loyalisnya, Mega selalu mengucapkan kata merdeka.Kata merdeka diucapkan berkali-kali oleh Megawati di setiap pidato. Sebagai pembuka, atau penutup kalimat, sambil mengepalkan tangan, Mega dengan lantang mengucapkan, merdeka, merdeka, merdeka."Sebelumnya, marilah kita lebih dahulu bersama-sama memekikkan salam perjuangan kita, Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!" ucap Megawati saat membuka pidato politiknya di Kongres IV PDIP, Bali, Kamis (9/4).Selepas berpidato panjang lebar, Mega pun tak lupa dengan menutup pidatonya menggunakan kalimat yang sama. Merdeka, merdeka, merdeka, sebagai salam perjuangan PDIP.
Menangis
Megawati sebagai pemimpin dikenal memiliki jiwa yang kuat dan pantang menyerah. Namun sisi lain dari seorang wanita, Megawati juga punya sensitivitas yang tinggi.Dalam setiap pidatonya, Megawati selalu berlinang air mata. Menangis juga sebagai ciri Megawati yang selalu terharu dalam menyuarakan aspirasinya."Akhirnya dengan penuh rasa syukur dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Kongres IV PDI Perjuangan dengan resmi saya nyatakan dibuka," kata Megawati sambil berlinang air mata saat menutup pidato politiknya.Mega terlihat terisak ketika memekikkan kata merdeka berkali-kali sebelum memukul gong tanda kongres resmi dibuka.
Soekarno
Megawati tak pernah meninggalkan cerita Presiden pertama, Soekarno dalam setiap pidatonya. Mega selalu mengagungkan dan mengisahkan kehebatan ayahnya itu saat memimpin Indonesia puluhan tahun lalu.Dalam Kongres IV PDIP misalnya, sejumlah cerita dikenang Megawati di hadapan ribuan peserta yang hadir. Termasuk Presiden dan Wapres Jokowi-JK, ikut mendengarkan dengan hikmat pidato Mega tentang Soekarno.Mega bercerita bagaimana Soekarno menjadi pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA) dan revolusi mental, yang kini jadi program andalan pemerintah Jokowi-JK."Gagasan revolusi mental pertama kali disampaikan dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1957. Beliau saat itu mencanangkan berkibarnya panji revolusi mental," kata Mega.
Wong cilik
Megawati juga tak pernah ketinggalan mengucapkan kata 'wong cilik' dalam pidatonya. Wong cilik memang selalu menjadi 'jualan' dan ciri khas PDIP, kepentingan rakyat kecil selalu diutamakan.Dalam Kongres IV PDIP, Megawati juga menyinggung kesejahteraan wong cilik. Nelayan, petani dan rakyat miskin dianggap sebagai ideologi PDIP."Rakyat yang termanifestasikan dalam wajah petani, guru, nelayan, kaum miskin kota, buruh, atau pendeknya rakyat yang masih terjerat dalam lingkaran setan kemiskinan, yakni rakyat wong cilik," kata Mega.Megawati juga berpesan kepada pemerintahan Jokowi, agar selalu mengutamakan kepentingan rakyat kecil.
Gotong royong
Dalam setiap kesempatan, Megawati selalu mengucapkan kalimat gotong royong. Gotong royong atau menanggung beban bersama-sama ini memang menjadi ciri khas PDIP.Megawati selalu mengingatkan kepada para kader PDIP untuk tidak saling bercerai-berai, mempertahankan ideologi partai dan tidak melupakan tradisi gotong royong."Segala pukulan yang kita berikan dan segala pukulan yang kita terima adalah iramanya perjuangan. Perkuat lah tradisi gotong royong, ia adalah bekerja sama, membanting tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu-bantu bersama. Itulah rahasia kekuatan kita," kata Mega di Kongres IV PDIP, Bali, Kamis (9/4).
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati: Memangnya Kalau Sudah Jenderal itu Keren, Pensiun Jadi Rakyat Biasa Lagi
Megawati menyinggung prajurit yang hormat sambil tahan napas saat bertemu jenderal
Baca SelengkapnyaMegawati: Kekuasaan Itu Enak, Tapi Kalau Saya Sudah Harus Berhenti Ya Berhenti
Menjelang pemilu 2024, Megawati mengajak seluruh rakyat Indonesia bahwa pemilu itu adalah untuk rakyat sendiri.
Baca SelengkapnyaMegawati Ultah ke 77, Sekjen PDIP: Sikap Beliau Tolak Presiden 3 Periode Bawa Konsekuensi di Pemilu 2024
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke-77 akan dirayakan secara sederhana
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Megawati Puji Ganjar: Cerdas, Baik, Berempati pada Wong Cilik
Hal itu disampaikan dalam pidato politik HUT ke-51 PDIP Perjuangan
Baca SelengkapnyaPuan Maharani Jawab Isu Jokowi Minta Bertemu Megawati: Presiden Pasti Punya Itikad Baik
Puan Maharani merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menemui Megawati.
Baca SelengkapnyaIstana Bantah Kabar Sebut Presiden Jokowi Bertemu Megawati: Sama Sekali Tidak Benar!
Kabar tersebut dihembuskan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
Baca SelengkapnyaKetika Jokowi 'Absen' Disebut Megawati dalam Pidato di HUT PDIP
Megawati sama sekali tidak menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya.
Baca SelengkapnyaMegawati: Jangan Saya Dibully Ketika Pemilu
"Jangan saya dibully. Saya sudah punya loh yang namanya pengacara-pengacara," kata Megawati
Baca SelengkapnyaMegawati: Insya Allah Kita akan Menang Pilpres Satu Putaran
"Jadi insya Allah kita akan menang satu putaran, siap, siap, siap," kata Megawati.
Baca Selengkapnya