Waspada Varian Omicron, Anggota DPD Minta Pemerintah Tingkatkan Surveilans Genomik
Merdeka.com - Belum lagi reda lonjakan kasus terutama di negara-negara Eropa, kini dunia harus menghadapi ancaman varian baru Covid-19. Setelah varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta masuk kategori Varian of Concern (VOC) WHO, kini varian baru bernama varian B.1.1.529 atau omicron juga masuk kategori VOC.
Diidentifikasi kali pertama dari Afrika Selatan, varian baru ini kemungkinan memiliki tingkat penularan tinggi. Anggota DPD Fahira Idris menyerukan pemerintah memperketat pintu masuk dan meningkatkan surveilans.
"Situasi seperti ini (ancaman varian baru) pasti kita akan hadapi. Kita memang harus senantiasa waspada, tetapi tidak perlu panik. Salah satu strategi utama mencegah masuknya varian baru ini adalah pemerintah melakukan pengetatan pintu masuk dan penguatan surveilans serta masyarakat perketat protokol kesehatan," kata Fahira melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/11).
Senator asal Jakarta ini menambahkan, strategi penguatan surveilans perlu dilapis dengan perluasan cakupan vaksinasi.
"Pengetatan pintu masuk, penguatan prokes, dan vaksinasi ini menjadi benteng pertahanan kita untuk mencegah agar varian baru tidak masuk, bertransmisi dan membuat lonjakan kasus," tukasnya.
Menurut Fahira, pasca berakhirnya gelombang kedua dan level situasi pandemi sudah mulai menurun atau terkendali, sistem deteksi di Indonesia semakin membaik. Namun, karena adanya ancaman varian omicron ini maka berbagai upaya misalnya tes epidemiologi dan tes screening harus semakin ditingkatkan.
Selain itu, surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus dan juga daerah-daerah yang jadi pintu masuk semakin dikuatkan. Kebijakan surveilans dan karantina di pintu masuk negara juga harus semakin diperketat.
"Dari sisi deteksi, tren testing dan tracing harus diupayakan tetap tinggi walaupun tren kasus konfirmasi harian menurun. Pemerintah juga harus terus memastikan bahwa ketersediaan tempat tidur, oksigen, dan obat Covid-19 cukup untuk merawat kasus aktif saat ini dan jika nanti terjadi lonjakan kasus," ujarnya.
Di sisi lain, Fahira mengingatkan, kebijakan-kebijakan lain seperti percepatan pemberian vaksin booster dan kebijakan durasi karantina harus diperkuat.
"Dan kebijakan lain untuk memperkuat kesadaran masyarakat bahwa pandemi belum berakhir sehingga prokes masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan kita sehari-hari," pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam rapat yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada Jumat (26/11) menetapkan varian baru virus corona B.1.1.529 bernama omicron sebagai variant of concern (VOC). Varian tersebut pertama terdeteksi di Afrika Selatan dan kini sudah menyebar ke sejumlah negara dan kawasan, termasuk Hong Kong.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca Selengkapnya"Kalau misalkan diperintahkan, saya sebagai mantan prajurit saya siaplah apapun," kata Dudung
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaSekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.
Baca SelengkapnyaKehadiran polisi yang bertugas dengan menyesuaikan perkembangan teknologi diyakini dapat memaksimalkan pelayanan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKegiatan SOTR kerap disertai dengan iring-iringan kendaraan bermotor pada malam hari jelang subuh
Baca SelengkapnyaSaat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget
Baca SelengkapnyaMenurut Ade Safri, tindakan penyitaan yang dilakukan oleh penyidik sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Baca Selengkapnya