Warga masih siaga takut tentara kembali datang eksekusi rumah
Merdeka.com - Rumah milik orang tua Dasmanti di Kompleks Kodam, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, masih terlihat berantakan pagi ini, Jumat (19/5). Barang-barang berserakan di dalam rumah. Ketakutan masih menghantui Dasmanti dan keluarganya.
Dia masih ingat betul saat sejumlah anggota TNI meminta warga mengosongkan rumah yang berada di kompleks tersebut. Warga melawan dengan melakukan aksi bakar ban menolak eksekusi penggusuran.
"Kita masih takut tiba-tiba dieksekusi lagi secara mendadak. Sempet diangkut juga itu barang di rumah saya ke truk, tapi ya saya minta keringanan lagi dengan pihak Kodam Jaya karena masih ada ibu saya yang tinggal di sini," ujar Dasmanti ketika berbincang dengan merdeka.com di rumahnya.
Dia sengaja tidak bekerja hari ini untuk tetap berjaga di rumahnya. Dasmanti khawatir pihak Kodam Jaya kembali datang dan mengeksekusi rumah yang selama ini jadi tempatnya bernaung.
"Hari ini juga siaga, ngerinya ada aksi kayak kemarin kan takut kita ninggalin keluarga di rumah," ucapnya.
Dasmanti yang bekerja sebagai pegawai rumah sakit tinggal di rumah milik orang tuanya di Jalan Peralatan Blok H Nomor 95. Dia menyayangkan aksi prajurit TNI meminta warga untuk meninggalkan rumah. Menurutnya, selama ini Kodam Jaya tidak pernah melakukan sosliasi untuk eksekusi penggusuran.
"Kita sangat menyayangkan kejadian kemarin, sebelumnya tidak ada koordinasi antara Kodam Jaya dengan kami, maka dari itu kami kaget dan protes kenapa hal tersebut datang secara mendadak," katanya.
Anak pensiunan TNI ini mengaku tinggal di komplek tersebut sejak 1976. Kini dia menempati rumah tersebut bersama ibu, istri, dan anak-anaknya. Dia menceritakan, keluarganya menempati rumah itu dari hasil potongan gaji orang tuanya saat masih aktif sebagai prajurit TNI.
"Terus sekarang dipaksa pindah tanpa ada ganti rugi? Mau tinggal di mana kan saya juga bingung," tegasnya.
Kodam Jaya rencananya akan mengeksekusi 10 rumah di kompleks tersebut. Namun kemarin hanya empat rumah yang berhasil dieksekusi. Sedangkan enam rumah lainnya akan dieksekusi setelah Lebaran. Dasmanti dan keluarga tinggal di salah satu dari enam rumah yang yang belum dieksekusi. Dia berhasil melakukan negosiasi dengan pihak Kodam Jaya agar diizinkan tinggal sementara di rumah itu.
"Iya pihak sana bilang kami dikasih kesempatan sampai Lebaran nanti," tutur dia.
Dia hanya bisa pasrah jika harus 'terusir' dari rumah yang sudah ditempati 39 tahun lamanya. Tapi dia tetap berharap ada uang ganti rugi untuknya dan keluarga.
"Saya siap jika memang harus dipindahkan, tapi kami mohon ada uang ganti ruginya, karena pindah ke rumah ini dulu juga tidak gratis, ada potongan gaji orang tua dulu," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria diduga maling sembunyi di atap setelah dipergoki memanjat rumah warga di Tamalate, Makassar. Video pengepungannya beredar di media sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satu orang meninggal atas nama Amsiah usia 70 tahun, delapan orang luka ringan,
Baca SelengkapnyaWarga sekitar gudang amunisi terlihat bergiliran masuk terbatas untuk mengambil barang berharga mereka dari rumah.
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaKeduanya sangat bahagia saat melepas kerinduan lantaran bertahun-tahun tak bertemu.
Baca SelengkapnyaTerlihat beberapa barang pribadi dan perabotan rumah tergenang air yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaMomen Babinsa saat menyetir mampu membuat komandan TNI-nya tertawa melihat tas di punggungnya. Pengakuannya kocak.
Baca Selengkapnya