Warga Dieng tak bongkar tenda tempat Mbah Fanani bertapa
Merdeka.com - Selepas Mbah Fanani dijemput belasan orang, warga di Jalan Raya Dieng, RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, membersihkan isi tenda yang biasa ditempati pria berusia lebih dari 60 tahun tersebut.
"Tendanya Mbah Fanani masih ada cuma isinya dibersihkan. Isinya botol-botol bekas, makanan. Enggak ada yang macam-macam," kata Narti, warga setempat saat dihubungi merdeka.com, Kamis (13/4).
Warga beralasan tak membongkar tenda untuk mengantisipasi jika Mbah Fanani kembali lagi. Menurut Narti, selama bertapa di depan rumah warga Uripah lebih dari 20 tahun, Mbah Fanani tidak pernah menggangu warga sekitar.
Mbah Fanani dijemput orang tak dikenal menumpangi empat mobil Rabu jam 11 malam. Uripah disebut menyaksikan saat Mbah Fanani.
Narti menduga Mbah Fanani dibawa paksa dengan cara diangkat, lantaran tidak bisa jalan. Bukan kali pertama Mbah Fanani dijemput orang. Sebelumnya hal serupa juga pernah terjadi.
"Pernah beberapa kali ada yang mau bawa tapi tidak jadi," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski hujan, ratusan warga desa yang terdiri dari berbagai kalangan masih tampak antusias dan semringah menyambut Ganjar pada Jumat (29/12) malam.
Baca SelengkapnyaIni merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bumbu dapur yang berbahan dasar tanaman pun memiliki peran yang tak terbantahkan.
Baca SelengkapnyaWali yang terkenal dengan dakwah melalui kesenian ini ternyata pernah berdakwah pakai cara kekerasan.
Baca SelengkapnyaNenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaDari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaMereka menyerang warga secara acak saat melintas jalan raya
Baca Selengkapnya