Virus flu burung berevolusi, pemerintah siapkan sejuta vaksin
Merdeka.com - Virus flu burung dinyatakan telah berevolusi dari H5N1 menjadi H5N1 232. Untuk menanggulangi dampak yang dapat ditimbulkan, pemerintah tengah memproduksi 1 juta vaksin penangkal.
"Saat ini masih terkendali dan tidak ada peningkatan itik yang mati. Sampai saat ini tercatat 160 ribu itik yang mati di 12 provinsi seperti di Jawa dan Lampung," ujar Menteri Pertanian Suswono dalam konferensi pers usai rapat koordinasi Pengendalian Flu Burung Lintas Sektor di Gedung Kemenkominfo, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (11/1).
Suswono menyatakan, pemerintah telah berhasil menemukan vaksin penangkal itu dan mempercepat proses produksi agar dapat segera digunakan. "Sudah kami hasilkan vaksin yang akan diproduksi secara massal awal Februari sebanyak 1 juta dosis," kata dia.
Selain itu, kata Suswono, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 215 miliar untuk digunakan jika berhadapan dengan kemungkinan terburuk yakni depopulasi (pemusnahan populasi terbatas). "Dana tersebut untuk ganti harga ternak. Kami juga meminta masing-masing instansi untuk meningkatkan biosecurity," ucap dia.
Selanjutnya, untuk mengantisipasi persebaran virus agar tidak meluas, pemerintah juga akan melakukan pemantauan terhadap proses distribusi unggas. "Akan kami awasi peredaran itik. Jangan sampai itik yang terjangkit virus bisa tersebar," terang dia.
Suswono memastikan, virus ini belum menjangkiti manusia meskipun kemungkinan itu dapat terjadi. "Sampai saat ini belum ditemukan menjangkit ke manusia," ujarnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMeskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaPada kelas terakhirnya itu, rupanya Pak Edi juga menyiapkan surat kecil untuk para mahasiswanya.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnya