Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai upacara Hardiknas, Balai Kota Malang digeruduk demonstran

Usai upacara Hardiknas, Balai Kota Malang digeruduk demonstran Demo di Malang. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Usai dipakai upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Alun-Alun Bundar Balai Kota Malang dipenuhi para demonstran. Empat massa aksi memenuhi balai kota yang bersebelahan dengan gedung DPRD itu.

Massa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar aksinya di titik pintu sebelah utara Gedung DPRD. Puluhan mahasiswa membawa aneka postes, dan menggelar aksi teatrikal dengan membawa keranda jenazah warna hitam, bertuliskan Jenazah Pendidikan Indonesia.

Pintu yang sama juga menjadi titik konsentrasi massa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Aneka spanduk tuntutan dibeber berikut bendera kebesaran. Namun tidak berselang lama, massa berpindah bergeser, lebih ke selatan dari pintu utara.

Massa KAMMI menuntut Jaminan Pendidikan Tinggi Nasional (Jamdiktinas) untuk seluruh anak Indonesia. Mereka juga menuntut Pemerintah Kota Malang untuk memberikan alokasi minimal 20 persen APBD untuk pendidikan.

Sementara itu, massa dengan jumlah lebih banyak terlihat dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia regional Malang yang memasuki pintu selatan Gedung DPRD. Ratusan massa tersebut menggelar treatrikal tentang kondisi pendidikan dan guru di Indonesia. Sebuah keranda dengan 'mayat' putih diusung sebagai tanda matinya negara dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Massa dengan jumlah yang hampir sama menggelar aksi di pintu masuk Balai Kota Malang. Massa dengan pengeras suara berhadapan dengan massa BEM itu menyampaikan tuntutan yang berbeda.

Baik massa GMNI maupun KAMMI menggelar aksinya hanya mengenakan megaphone. Berbeda dengan dua aksi lainnya dengan pengeras suara dari atas mobil pikap.

Jika tiga aksi yang lain menuntut perbaikan seputar pendidikan, aksi gabungan AJI, SPBI, SMART, IMM FPP, HMI mengangkat isu perburuhan. Massa menuntut pencabutan Peraturan Pemerintan Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, serta menuntut kasus kriminalisasi aktivis buruh.

Massa sempat terlibat aksi dorong dan pukul dengan pihak keamanan. Namun kemudian dapat ditenangkan, setelah Wakil Wali Kota Malang Sutiaji menemui massa aksi.

Sutiaji sempat terbawa emosi, karena di antara demonstran menanggapi orasinya dengan clometan.

"Kami setuju dengan tuntutan Anda, tetapi kalau Anda tidak percaya kenapa ke sini. Saya juga pernah menjadi aktivis, dan pernah berdemo seperti Anda," katanya.

Setelah membacakan tuntutan, Sutiadji hendak menandatangai form yang disediakan. Namun di antara pendemo kembali menimpali, 'Jangan asal tanda tangan'.

Mendengar clometan itu, Sutiaji kembali naik pitam. Dirinya mengancam tidak akan tanda tangan kalau tidak menghormati dirinya.

"Saya siap meninggalkan tempat, jika memang tidak menghormati kami," tegasnya. Sutiaji pun selanjutnya membubuhkan tanda tangganya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dua Kelompok Massa Ricuh Saling Lempar-lemparan di Patung Kuda

Dua Kelompok Massa Ricuh Saling Lempar-lemparan di Patung Kuda

Massa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.

Baca Selengkapnya
Menhub Budi Ancam Polisikan Warga yang Terbangkan Balon Udara Saat Musim Mudik Lebaran

Menhub Budi Ancam Polisikan Warga yang Terbangkan Balon Udara Saat Musim Mudik Lebaran

Alasan Menhub Budi Karya Sumadi melarang penerbangan balon udara di musim mudik lebaran karena bisa mengganggu penerbangan.

Baca Selengkapnya
Gelombang Demonstrasi Muncul Jelang Pengumuman Hasil Pilpres, Ini Respons Gibran

Gelombang Demonstrasi Muncul Jelang Pengumuman Hasil Pilpres, Ini Respons Gibran

Aksi demonstrasi terus bermunculan menjelang pengumuman hasil Pemilu 2024. Massa di antaranya berunjuk rasa di sekitar Gedung KPU, DPR/MPR, hingga Bawaslu RI.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Alasan Hakim Bebaskan Haris Azhar dan Fatia yang Dilaporkan Luhut

Alasan Hakim Bebaskan Haris Azhar dan Fatia yang Dilaporkan Luhut

Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur sebelumnya menjatuhkan vonis bebas terhadap Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.

Baca Selengkapnya
Depok Hujan Disertai Angin Kencang, Baliho 10 Meter Roboh Menimpa Mobil

Depok Hujan Disertai Angin Kencang, Baliho 10 Meter Roboh Menimpa Mobil

Depok Hujan Disertai Angin Kencang, Baliho 10 Meter Roboh Menimpa Mobil

Baca Selengkapnya
Menhub Larang Warga Terbangkan Balon Udara Saat Lebaran, Ini Sanksinya Jika Melanggar

Menhub Larang Warga Terbangkan Balon Udara Saat Lebaran, Ini Sanksinya Jika Melanggar

Masyarakat di sejumlah daerah diminta untuk tidak menerbangkan balon udara sebagai bagian budaya dan tradisi keagamaan.

Baca Selengkapnya
Nasdem Ungkap Jagoan Koalisi Perubahan untuk Bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Ini Nama-namanya

Nasdem Ungkap Jagoan Koalisi Perubahan untuk Bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Ini Nama-namanya

Koalisi Perubahan sudah mulai membahas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Salah satu yang dibahas yakni bakal calon yang akan diusung.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Massa Geruduk Kantor Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024 yang Dianggap Curang

FOTO: Aksi Massa Geruduk Kantor Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024 yang Dianggap Curang

Dalam aksinya massa menuntut untuk menolak hasil Pemilu 2024 yang dianggap penuh kecurangan.

Baca Selengkapnya
Bawaslu: Pemungutan Suara Ulang Tepis Dugaan Pelanggaran Pemilu, Selanjutnya di MK

Bawaslu: Pemungutan Suara Ulang Tepis Dugaan Pelanggaran Pemilu, Selanjutnya di MK

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Totok Hariyono menyatakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) bagian dari upaya mencari kebenaran.

Baca Selengkapnya