Universitas Islam Internasional, Mimpi Bahtiar Effendy yang akan Segera Terwujud
Merdeka.com - Kepergian tokoh Muhammadiyah, Bahtiar Effendy membawa duka dalam. Almarhum dianggap sebagai sosok yang memiliki prinsip keislaman dan keteguhan sikap yang optimis.
"Sebagai seseorang intelektual di bidang politik islam dan ilmu keislaman memang sangat diakui. Bukunya juga banyak menjadi referensi," kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti di rumah duka di Komplek Gema Pesona Estate, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/11).
Dirinya mengaku sangat mengagumi sosok Bahtiar Effendy. Almarhum sangat bisa bersahabat dengan siapapun dan tidak pernah menjaga jarak dengan siapapun. "Saya yang menjadi murid beliau juga merasakan hal itu, tidak pernah membangun jarak yang begitu hirarki baik secara keilmuan, umur, atau yang secara posisi di bawah beliau," kenangnya.
Sementara itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menuturkan, Bahtiar Effendy merupakan pemikir kritis dan memiliki mimpi yang tinggi. Hingga akhir hidupnya, masih banyak mimpi almarhum yang berjalan hingga belum terwujud.
"Kalau mimpi besar beliau yang belum terwujud adalah mendorong ada sebuah partai islam yang solid atau koalisi strategis partai-partai islam dan partai-partai berbasis massa islam," kata Din.
Almarhum memiliki komitmen terhadap politik islam. Pemikiran almarhum banyak yang belum atau sulit terlaksana. "Mimpi-mimpi lain banyak ya yang belum terlaksana, sebagian dari mimpi-mimpinya enggak mudah terlaksana," ucapnya.
Ilmuwan yang Kritis
Salah satu mimpi Bahtiar yang sedang berjalan, kata Din adalah pembangunan Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII). Setelah menyelesaikan amanatnya di sebagai dekan FISIP UIN Syarief Hidayatullah, almarhum meminta kawan-kawan muda membuat proposal UIII dan dikomunikasikan ke Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Dan kini insyaallah dalam waktu dekat akan segera beroperasi," kata Din.
Din menambahkan, Bahtiar juga dikenal sebagai pendiri dan dekan pertama Fakultas Ilmu Sosial Politik di UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta. "Sebagai ilmuwan, almarhum saya nilai sebagai ilmuwan kritis dan menyimpan kegusaran, kegeraman, terhadap perkembangan perpolitikan nasional kita," tutupnya.
Bahtiar Effendy meninggal dini hari tadi, Kamis sekitar pukul 00.02 WIB, di ruang ICU Rumah Sakit Umum Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan Luar Negeri itu meninggal diusianya yang ke 61 tahun karena penyakit pada bagian pita suaranya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca SelengkapnyaAlam Jamaaluka Tentua, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara berhasil juara suara rendah pria dan tampil di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaWarga bernama Destares itu sebelumnya mengaku sempat mengalami penolakan di KPUD saat mengurus surat pindah untuk memilih di Yogyakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut ilmuwan dunia yang memeluk islam setelah melakukan penelitiannya.
Baca Selengkapnya"Ini hari-hari menentukan tinggal beberapa saat lagi Indonesia akan menentukan masa depannya," kata AHY.
Baca SelengkapnyaAyah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaRencananya almarhumah akan dimakamkan di Tapos, Bogor, setelah waktu Dzuhur.
Baca SelengkapnyaNamanya sempat menjadi bagian dari pendidikan Islam masa pergerakan nasional yang diadopsi dari pendidikan tinggi masa kekhalifahan Turki Usmani.
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca Selengkapnya