Trend baru, penyuka akik lebih suka beli batu bongkahan
Merdeka.com - Trend seputar batu akik masih menarik menjadi perbincangan di masyarakat luas. Sudut-sudut perkampungan terus ramai oleh stand dadakan jual beli batu akik. Obrolan di mana-mana pun tidak terlepas seputar bebatuan.
Sekarang juga muncul kecenderungan, para penggemar akik mengolah sendiri dari bahan bebatuan yang masih bongkahan. Batu bongkahan dipotong-potong kecil dan dihaluskan dengan ongkos jasa yang lebih murah.
"Memang sedang ngetrend, orang membawa batu sendiri, kemudian meminta tukang untuk membentuk sesuai selera," kata Wahyu Firdaus, penyuka akik asal Malang saat ditemui di pameran Batu Akik Nusantara di Plaza Araya Kota Malang, Jumat (31/7).
Bongkahan-bongkahan batu, kata Firdaus banyak dijajakan oleh para pedagang pinggir jalan maupun di pameran-pameran yang digelar di hotel dan mal. Harga yang ditawarkan sangat bervariasi dari murahan sampai yang mahal.
Secara seiring, banyak pengrajin menawarkan jasa memotong dan pembentukan batu dengan harga terjangkau. Bermodal gerinda, aplas khusus dan keahlian, menawarkan jasa dengan tarif antara Rp 35 Ribu sampai Rp 50 Ribu.
"Bongkahan dijual di mana-mana, di kampung saja sudah banyak. Bisa berbagi rezeki secara merata ke mana-mana," katanya.
Herman, pemilik stand Lembah Dieng asal Wonosobo menjual bongkahan batu jenis Blue Jade seharga Rp 50 Ribu yang bisa dibuat untuk tiga butir batu akik. Sementara jenis Kecubung Bintang dan Giok Papua dijual Rp 350 Ribu untuk bahan 3 butir batu akik.
"Kalau dari bongkahan lebih bebas mencari motif dan ukuran yang diinginkan. Tapi membeli bongkahan memang sedikit gambling, karena sangat mungkin pecah saat dibentuk," katanya.
Menurut Herman, kadang hasil bentukan pengrajinnya bisa bagus, tetapi kadang tidak sesuai keinginan. Dicontohkan, jenis Naga Swing termasuk yang sulit dibentuk. Karena pada bagian yang sudah mengkristal akan mudah pecah. Selain itu tidak semua tukang bisa mencari motifnya, sehingga bisa saja tidak sesuai keinginan.
Tapi juga ada jenis batu bongkahan yang dijual agak mahal, seperti Naga Swing dijual Rp 3,5 Juta per kilogram. Selama ini bebatuan tersebut sudah dijual ke Prancis dan Australia. Jenis batu bongkahan lain, Telur Kodok dijual dengan harga kisaran Rp 1,5 juta sampai Rp 2, 50 juta per kilo. Herman mengaku pernah menjual ke Belanda dan India.
Pemilik Nagansta Gameston asal Aceh, Tommy Toeste (48) mengungkapkan, untuk membuat sendiri memang lebih murah dibanding membeli langsung jadi. Batu bongkahan dibeli dengan harga Rp 50 Ribu bisa menjadi 3 butir. Kemudian dibawa ke tukang dengan ongkos proses sekitar Rp 35 Ribu per biji. Tinggal membeli rumah atau embannya dengan harga yang bervariasi, dari harga termurah Rp 15 Ribu.
Batu bongkahan oleh pengrajin akan dipotong sesuai bentuk dan keinginan. Selanjutnya akan dibentuk mendekati keinginan dengan berbagai jenis amplas, dari jenis 400 atau 300 kemudian naik menggunakan amplas 1000, 2000 dan 5000. Terakhir menggunakan serbuk intan agar batu bisa lebih mengkilap.
"Lebih bangga kalau hasil polesan sendiri, sekaligus bisa tahu prosesnya," kata Hendra, penggemar akik asal Malang.
Kendati masyarakat sudah banyak dan bisa memproduksi sendiri, namun secara segmented harga akik tetap stabil. Karena jenis bebatuan yang menentukan harga akik. Tetap saja ada jenis akik yang dijual dengan harga mahal dan murah. Batu jenis Bacan, Bulu Macan, Black Oval, Batu Pacitan tetap saja sebagian dijual dengan harga mahal.
"Kalau untuk coba-coba orang akan membeli yang murah agar tidak rugi kalau terjadi kenapa-kenapa. Semakin mengkristal sebuah batu, harganya semakin mahal. Tetapi memang banyak juga yang dijual dalam kondisi belum matang," kata Aji Kurniawan Sugiarto, pedagang asal Jakarta.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata cobek batu tak cukup hanya dibersihkan dengan air saja, butuh teknik tersendiri untuk merawatnya.
Baca SelengkapnyaBertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.
Baca SelengkapnyaJokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.
Baca SelengkapnyaMirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
Baca SelengkapnyaLima hari sebelum lebaran harga bawang merah berkisar Rp35.000-Rp45.000/kilogram. Namun, saat ini harganya mencapai Rp65.000-Rp70.000/kilogram.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca Selengkapnya