Trauma dan Ketakutan Gempa yang Belum Hilang
Merdeka.com - Bagus Ardianto terjaga di depan rumahnya di Dusun Krajan, Majangtengah, Dampit, Kabupaten Malang, Minggu (11/4). Rasa takut masih menghantui pikirannya.
Bersama anak dan istrinya, Bagus memilih tidur di tenda darurat. Berada persis di depan rumah. Tidur bersama tetangga dan warga lainnya. Mereka bernasib sama.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimTrauma dan ketakutan belum hilang. Pasca diguncang gempa bermagnitudo 6,1. Mereka memilih tidur di luar rumah. Di tenda darurat yang didirikan di sisi jalan.
Ada pula yang menggelar kasur di teras rumah. Beberapa pria memilih berjaga. Mereka bergelut dengan dinginnya malam demi rasa aman. Lantaran takut terjadi gempa susulan.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimMalam itu Bagus berbagi cerita. Terjebak di dalam rumah saat gempa melanda. Akses menuju pintu depan tertutup dan tertimbun reruntuhan. Sementara jalan ke pintu belakang, tercecer pecahan gelas kaca.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimSaat itu yang bisa dilakukan hanyalah Satu. Melindungi istri dan dua putri kecilnya dalam pelukannya. Kalimat syahadat tak berhenti terucap dari mulutnya.
"Pada saat gelombang kedua, hentakan terbesar itu, saya pasrah," tuturnya.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimSuasana mencekam kala gempa mengguncang itu masih teringat jelas di benak Bagus. Dia masih takut kembali ke rumah. Rumah dua lantai dengan dua pilar besar menyangga atap dan dua pilar lebih kecil di bagian teras, mengalami kerusakan. Kondisi rumahnya kini tak lagi layak dihuni.
"Walaupun dalam kondisi berdiri, yang ditakutkan ketika ada gempa susulan yang hentakannya sama dengan gempa sebelumnya, kemungkinan rumah saya luluh lantak," katanya.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimUntuk diketahui, Delapan orang meninggal dunia akibat gempa dengan magnitudo 6,1 yang mengguncang Jawa Timur pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB. Lima di antaranya teridentifikasi meninggal dunia di Kabupaten Lumajang, tiga lainnya di Kabupaten Malang.
Jumlah korban luka-luka mencapai 39 orang. Tersebar di enam kabupaten dan kota. Rinciannya, 15 orang luka-luka di Lumajang, Malang 8, Blitar 11, Tulungagung 1, Jember 2 dan Kota Blitar 2.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimSelain itu, jumlah rumah rusak akibat gempa tersebut juga meningkat. Sebelumnya masih 1.189, kini meningkat menjadi 2.830 unit. Adapun rincian rumah rusak yakni 624 rusak berat, 845 rusak sedang dan 1.361 rusak ringan. Tercatat ada 179 fasilitas umum rusak.
Ada 16 kabupaten dan kota terdampak gempa di Jawa Timur. Yakni Kota Blitar, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan Blitar. Kemudian Kabupaten Jember, Tulungagung, Batu, Nganjuk, Pacitan, Bondowoso, Trenggalek, Probolinggo dan Ponorogo.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaKejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca SelengkapnyaMelihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Orang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca SelengkapnyaRasa "berat" karena kurang tidur bisa membuat kita lebih mudah lelah. Akumulasi stres fisik & emosional dari kelelahan itu kemudian bisa membuat susah tidur.
Baca SelengkapnyaSimak penyebab anak tidur gelisah dan menangis beserta gejalanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaGendang telinga pecah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, trauma, atau masuknya benda asing ke telinga.
Baca SelengkapnyaAnak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya
Baca SelengkapnyaMata merah terjadi saat pembuluh di mata membengkak atau teriritasi.
Baca Selengkapnya