Ogah dipulangkan, imigran Afghanistan ancam bunuh keluarganya
Merdeka.com - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Riau mengeluhkan banyaknya imigran yang datang ke wilayah Riau. Keluhan tersebut disampaikan Kepala Imigrasi Kanwil Kepri Sutrisno dalam teleconference dengan Menkum HAM Yasonna H Laoly.
Setidaknya Kanwil Kepri mencatat ada 1.052 imigran ilegal yang telah ditempatkan di 8 rumah detensi imigran (rudenim). Sutrisno meminta pemerintah pusat bisa memberikan solusi terhadap payung hukum yang jelas dalam menangani kasus tersebut.
"Keberanian dari kita untuk menolak upaya lain agar mereka tidak masuk ke tempat kita," kata Sutrisno lewat teleconference, Selasa (12/7).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Kanwil Kemenkum HAM Sulawesi Utara, Sudirman Hury. Dia mengatakan imigran dari Afganistan enggan meninggalkan rudenim. Bahkan dia mengancam akan membunuh anggota keluarganya jika dipaksa keluar dari rudenim.
"Ada keluarga dari Afganistan yang tak mau dipindah dari rudenim. Dia mengancam akan membunuh anggota keluarganya jika dipaksa keluar dari rudenim," ujar Sudirman dalam sambungan teleconference.
Menanggapi keluhan tersebut, Menteri Yasonna mengakui penanganan imigran belum tersentuh payung hukum yang jelas. Dia pernah berkoordinasi dengan instansi terkait agar penanganan imigran gelap memiliki aturan yang jelas, sebab imigrasi tak bisa menolak kehadiran mereka karena akan mengundang protes internasional.
"Saya sudah pernah lihat yang di Riau, kita menangani banyak persoalan imigran gelap. Nanti tolong dikoordinasikan dengan Kemenlu, BIN, BNPT dan pihak yang terkait untuk menangani kasus ini," kata Yasonna.
Yassona mengakui UNHCR dan AOM sebagai lembaga yang menangani imigran di Indonesia terlalu dimanjakan. Alhasil, imigran yang datang ke Indonesia tidak melulu alasan politik negara, melainkan alasan ekonomi juga.
Untuk itu, Yasonna meminta imigrasi Kepri melakukan koordinasi intens dengan AOM. Tak hanya itu, dia juga memerintahkan agar sistem penanganan bandara diperketat. Kalau perlu ada penambahan petugas imigrasi untuk menghindari masuknya imigran ke Indonesia.
"Koordinasi AOM harus ditingkatkan. Kerja sama dengan bandara untuk transit tempat mereka mencari tempat juga harus dilakukan," tambah Yasonna.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar
Hidup di lokasi transmigrasi memang berat, tapi Pak Tumiran membuktikan bahwa ia bisa hidup sejahtera asal mau bekerja keras
Baca Selengkapnya3 Imigran Rohingya Kembali Kabur dari Tempat Penampungan Sementara, Ini Fakta di Baliknya
Tiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaDiwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin
Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Tertimpa Tembok Runtuh di Jaksel Saat Lagi Tidur, Empat Orang Terluka
Tiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca SelengkapnyaDrama Manusia Terlantar: Rahasia Mengerikan Imigran Rohingya Menembus Aceh
Ketiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan
Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaTak Terima Ditegur karena Bawa Pacar ke Rumah, Pemuda di Maros Tega Bunuh Kakak Kandung
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca Selengkapnya