Tim DVI Polda Jateng ambil sample darah orangtua korban MH17
Merdeka.com - Selain mendatangi keluarga Yuli Hastini di Solo, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng juga mendatangi rumah korban pesawat Malaysia Airlines (MAS), lainnya, Supartini (39) di dukuh Sidorejo, Munggur, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar.
Tim yang dipimpin AKP Ris Prasetyo mengambil sampel darah dan air liur kedua orangtua Supartini, yakni Harto Wiyono dan Sriyatun. Anak semata wayang Supartini, Morika tak diambil sampel darah dan air liurnya.
"Di Karanganyar, yang kita ambil kedua orangtuanya. Karena mereka masih hidup, jadi baik saudara kandung maupun anaknya tidak diperlukan," ujar Ris Prasetyo, Sabtu (19/7).
Menurut Ris, pengambilan sampel tersebut untuk pemeriksaan DNA dari keduanya, yang akan dilakukan di Mabes Polri. Saat pemeriksaan, Harto Wiyono dan Sriyatun didampingi oleh kedua adik Supartini, Murtini dan Paryati yang baru saja tiba dari Belanda dengan pesawat lain.
"Kami juga menanyakan kepada kedua orangtua korban, apakah ada ciri-ciri khusus yang mungkin bisa dilihat dari struktur gigi, juga sidik jari yang dimiliki korban. Kami juga menanyakan data forensik lainnya, serta dokumen-dokumen penting seperti ijazah, KTP dan lainnya," katanya.
Menurut Ris, berdasarkan keterangan keluarganya, korban mempunyai ciri khusus, yakni mengenakan anting, kalung emas kecil, jari tangan menggunakan pewarna kuku, ada tahi lalat di atas dahi dan bawah bibir. Pihaknya juga sempat meminta foto terakhir korban saat berada di Bandara Belanda.
"Kebetulan saat akan terbang, korban sempat berfoto diri dan dikirimkan ke Paryati dan Murtini adiknya," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaRoni dan Eks Kepala Basarnas Marsdya Henri Alfiandi diketahui kenal pertama kali saat ia masih berada di salah satu tim engineering pesawat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kecelakaan itu menyebabkan dua penumpang odong-odong tewas dan seorang lainnya mengalami luka berat.
Baca SelengkapnyaEA diduga memakai modus iming-iming memberikan ponsel kepada korban untuk dimainkan apabila menuruti perintahnya.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaDi lokasi ditemukan juga jejak limbah pengecoran, bukti orang pada zaman itu merupakan pengrajin perunggu.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca Selengkapnya