Terdampar di empang, penyu hijau dilepas ke laut
Merdeka.com - Seekor penyu hijau (Chelonia mydas) terdampar di sebuah empang milik warga di Desa Ujungmanik Kawunganten Cilacap. Namun penyu tersebut akhirnya dilepaskan kembali ke laut.
Sebelum dilepas, penyu yang sudah cukup langka di perairan Cilacap itu sempat mendapat perawatan oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap.
"Sebelum dilepas kami mengobatinya dulu karena kondisinya cukup memprihatinkan," kata Koordinator Lapangan Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap, Rahmat Hidayat, Kamis (5/7).
Rahmat mengatakan, penyu sengaja di lepas di Pantai Teluk Penyu Cilacap karena letaknya yang berdekatan dengan Nusakambangan. Di pesisir selatan Nusakambangan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, saat ini masih disinggahi penyu berbagai jenis untuk bertelur.
Dia menambahkan, saat ditemukan warga di sebuah empang, kondisi penyu itu sangat lemah. Selain kurang makan penyu tersebut juga sedang sakit. "Makanya kami obati dulu sebelum dilepas kembali," kata dia menambahkan.
Penyu hijau (Chelonia mydas) merupakan penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Di Cilacap, penyu ini sering bertelur di sepanjang Pantai Kali Kencana hingga Pantai Permisan di selatan Pulau Nusakambangan.
Penyu dengan panjang satu meter, lebar 80 sentimeter dan berat satu kuintal itu ditemukan oleh Sukiman (46), di empang miliknya. "Sebenarnya banyak yang menawar untuk disembelih, tapi saya tidak mau karena penyu termasuk hewan yang dilindungi,” kata dia.
Pembeli, kata dia, menawar penyu itu dengan harga Rp 250 ribu. Dagingnya bahkan ditawar Rp 15 ribu perkilo gram.
Penyu merupakan salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 karena keberadaannya nyaris punah akibat perburuan. Perburuan telur penyu hijau di sepanjang pantai selatan Pulau Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah masih berlangsung hingga saat ini. Reptil dilindungi tersebut terancam punah, bahkan kini sangat jarang terlihat di sarangnya untuk bertelur.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaTersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tidak Dibuang ke Laut, Pria Ini Tunjukkan Ruang Penyimpanan Jenazah di Kapal Pesiar
Bukan dibuang ke laut, ini potret ruangan khusus untuk menyimpan jenazah di dalam kapal pesiar.
Baca SelengkapnyaDuka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaPenampakan Fosil Pohon Tertua di Bumi, Ditemukan di Balik Tebing Laut Berusia 390 Juta Tahun
Begini wujud fosil pohon tertua di bumi yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaTak Tinggal Diam ketika HP Dijambret, Emak-Emak di Serang Kejar Pelaku hingga Tertangkap
Aksi berani ditunjukkan seorang emak-emak bernama Eni (54). Dia mengejar dua penjambret handphonenya hingga salah seorang di antara mereka tertangkap.
Baca SelengkapnyaSederhana Berlapis Kayu & Berlantai Semen Namun Kini Hangus dan Jadi Abu, Ini 8 Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar
Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnya