Tenaga Kesehatan PON XX Tuntut Pemda dan Pusat Bayar Honor
Merdeka.com - Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua beberapa waktu lalu masih menyisakan persoalan. Usai kasus honor sopir yang belum terbayar, hal yang sama juga dialami tenaga kesehatan dan fotografer yang bertugas selama PON berlangsung.
"Kami menuntut Gubernur Papua Lukas Enembe agar segera bertanggung jawab terhadap hak relawan kesehatan PON yang gajinya belum dibayar sampai sekarang. Kami menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memerintahkan aparat hukum melakukan pemeriksaan dan audit keuangan PB PON XX Papua. Kami menuntut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua bertanggung jawab penuh terhadap hak relawan kesehatan PON XX Papua," kata Hein Yopi Olua, salah satu tenaga kesehatan di PON Papua, Selasa (30/11).
Yopi pun bercerita, rekrutmen tenaga medis untuk PON XX Papua 2021 berasal dari Pemerintah Provinsi Papua. Menurutnya saat itu, rumah sakit dan puskesmas diminta kirim tenaga dengan memasukkan dokumen administrasi sesuai persyaratan hingga nomor rekening. Bahkan nomor rekening diminta sampai berkali-kali.
Sementara itu, Vani salah satu relawan kesehatan mengaku hingga PON XX selesai, haknya belum juga dibayarkan, sehingga dia bersama ratusan rekan medis lainnya menyepakati untuk menyuarakan hal itu.
"Kalau relawan medis dan tenaga medis, yang kami dengar honornya berbeda, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp600 ribu per hari. Hanya saja hal ini yang kami butuh kejelasan dari pihak yang bertanggung jawab," ujar Vani.
Tidak hanya itu, tenaga fotografer yang berasal dari komunitas setempat juga mengalami nasib serupa. Irfak, salah satu fotografer PON XX Papua bercerita, ia bersama-sama kawan-kawannya ikut membantu dalam pelaksanaan PON melalui rekrutmen yang dibuka Humas PB PON Papua.
"Iya semua berkas pendaftaran yang diminta PB PON Papua kita buat, bahkan sampai id card komunitas foto disuruh masukan juga plus alat- alat yang kita gunakan," sebut Irfak.
Sementara itu, PB PON XX Papua melalui Wakil Sekretaris IV Bidang Humas dan PPM PB PON XX Papua, Kadkis Matdoan menyebutkan, dana induk sudah habis dan sementara sedang diurus oleh Bendahara Umum PB PON, Theo Rumbiak kepada Pemerintah Provinsi Papua lewat naskah perjanjian hibah daerah (NPHD).
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah tenaga honorer di pemerintahan yang saat ini ada sekitar 1,7 juta orang bakal terus menyusut seiring berjalannya rekrutmen PPPK.
Baca SelengkapnyaKendati diangkat menjadi PPPK paruh waktu, tenaga honorer tersebut nantinya berpeluang bisa diangkat menjadi PPPK penuh waktu.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah melarang pengangkatan tenaga honorer baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
ketujuh pegawai honorer itu dihapus dari kepesertaan tes PPPK dan otomatis hasilnya dibatalkan.
Baca SelengkapnyaSayangnya upaya pengangkatan tenaga honorer berpotensi menimbulkan masalah.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaPotret pondok pesantren di Surabaya, Jawa Timur yang pernah dijadikan markas prajurit Indonesia pada perang 10 November 1945.
Baca SelengkapnyaHasil kesepakatan dengan DPR, Pemerintah akan mengangkat 1,7 tenaga honorer menjadi ASN.
Baca SelengkapnyaTalenta-talenta ASN saat ini masih terpusat di kota-kota besar saja. Sementara masih terdapat kekurangan kebutuhan pegawai untuk daerah 3T.
Baca Selengkapnya