Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tenaga Ahli KSP Nilai Masyarakat Salah Memahami Makna New Normal

Tenaga Ahli KSP Nilai Masyarakat Salah Memahami Makna New Normal Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Kasus positif Covid-19 terus saja bertambah. Bahkan dua hari lalu, temuan kasus baru mencapai dua ribu lebih.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sri Prihastuti, menilai kondisi tersebut karena masyarakat tidak memahami dengan baik makna tatanan hidup baru atau new normal yang sebenarnya. Sehingga masyarakat kembali melakukan aktivitas seperti saat kondisi belum terdeteksinya corona di Tanah Air.

"Pemahaman menggunakan new normal tidak mudah dipahami, karena ada unsur bahasa asingnya. Orang-orang cuma baca kata normalnya saja, bukan new normal. Jadi new-nya tidak dibaca. Orang-orang langsung mengira sudah normal," kata Brian dalam diskusi virtual MNC Trijaya dengan tema 'Covid-19 dan Ketidaknormalan Baru", Sabtu (11/7).

Padahal, lanjut Brian, new normal adalah pola hidup baru di tengah pandemi di mana masyarakat harus beradaptasi dengan cara-cara hidup yang baru. Harapannya tak lain agar terhindar dari virus corona misalnya dengan jaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

"Seharusnya yang ditonjolkan itu perilaku-perilaku yang bisa menghindari transmisi virus corona itu seperti menjaga jarak, pakai masker dan cuci tangan," ujarnya.

Dalam diskusi yang sama, anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengakui bahwa penggunaan diksi 'new normal' memang kurang tepat. Ia mengatakan bila komisi IX sudah pernah menyampaikan ke pemerintah, tentang pemilihan diksi 'new normal' yang dinilai akan menimbulkan kesalahpahaman publik.

Ia melihat masyarakat akan mengira bila situasi sudah normal kembali, sehingga kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan pun akan berkurang. Ia berharap pemerintah, DPR, ahli dan semua elemen lainnya bisa bersama-sama mengedukasi masyarakat, jangan sampai memberikan pernyataan yang membuat kegaduhan di masyarakat.

"Kita sudah sampaikan ke pemerintah soal diksi new normal. Rakyat cenderung langsung menganggap kondisi sudah normal, jadi kurang disiplin. Kita harusnya mengedukasi masyarakat, jangan buat statement yang bikin gaduh," kata Rahmad.

Sebelumnya, pada 10 Juli lalu, Achmad Yurianto mengatakan istilah new normal yang selama ini digunakan adalah diksi yang salah karena masyarakat tidak bisa memahami kata new normal dengan benar. Yuri mengatakan bila sebaiknya kata new normal diganti dengan kebiasaan baru.

"New normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adaptasi kebiasaan baru. yang dikedepankan masyarakat bukan kata new, tapi hanya kata normalnya saja," kata Yuri dalam peluncuran buku "Menghadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemi" karya Saleh Daulay secara virtual, Jumat (10/7).

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
2 TNI & 1 Warga Ditembak KKB dari Jarak 20 Meter, Ini Kronologinya

2 TNI & 1 Warga Ditembak KKB dari Jarak 20 Meter, Ini Kronologinya

Ketiga korban termasuk dua anggota TNI dalam kondisi stabil setelah mendapat penanganan dari tenaga medis di RSUD Dekai

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Sugapa Papua Usai Pembakaran Rumah Warga dan Penyerangan Pos TNI-Polri oleh KKB

Kondisi Terkini Sugapa Papua Usai Pembakaran Rumah Warga dan Penyerangan Pos TNI-Polri oleh KKB

Kapolres mengaku, aksi penyerangan disertai penembakan itu dilakukan KKB sejak Jumat (19/1) dari segala arah.

Baca Selengkapnya
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.

Baca Selengkapnya
Polisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi

Polisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi

Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.

Baca Selengkapnya
Diduga Kelelahan Kerja hingga Tengah Malam, Seorang Pengawas TPS di Serang Meninggal

Diduga Kelelahan Kerja hingga Tengah Malam, Seorang Pengawas TPS di Serang Meninggal

Kondisi kesehatan Supardi menurun drastis dan dinyatakan meninggal pada pukul 9.30 WIB

Baca Selengkapnya
Gratis! Cara Mudah Ganti e-KTP Rusak atau Hilang, Sehari Jadi

Gratis! Cara Mudah Ganti e-KTP Rusak atau Hilang, Sehari Jadi

Pemerintah telah menyediakan layanan mengganti KTP rusak gratis.

Baca Selengkapnya