Tawuran Antarwarga di Manggarai yang Terus Terulang
Merdeka.com - Kawasan Manggarai kerap terjadinya tawuran antar warga. Tawuran yang melibatkan warga Tenggulun, Jakarta Pusat dengan warga Manggarai, Jakarta Selatan ini terjadi pada sore hari.
Saprudin (53) mengatakan, tawuran antar dua warga tersebut sudah dua hari berturut-turut dilakukan. Karena, sebelumnya mereka melakukan aksi tawuran pada Selasa (3/9) sekitar pukul 15.00 Wib.
"Ini tawuran udah dua kali, kemaren kan mereka pada tawuran juga. Kalau kemaren dari jam 3 sore sampai jam 4 sore," kata Saprudin kepada merdeka.com di lokasi kejadian, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).
Bapak lima orang anak ini menyebut, polisi sudah berada di lokasi sebelum terjadinya bentrokan antar dua kampung tersebut. "Padahal di situ (Pos Polisi) ada polisinya, tapi pada enggak takut itu," sebutnya.
Bukan hanya melemparkan batu saja, mereka yang terlibat tawuran ini juga menggunakan sejumlah senjata tajam. "Bukan cuma lemparan batu doang, tapi ada juga yang bawa sajam kaya celurit. Tadi aja ada yang bawa," ujar warga asal Garut.
Ketika terjadinya tawuran, Saprudin mengaku, masih berani berjualan bakso cuanki di pintu masuk Pasar Raya Manggarai, Jakarta Selatan.
"Pas ada tembakan gas air mata, saya sama sebagian orang langsung masuk ke dalam Rumah Sakit (Agung). Tapi ada juga yang tetep lihat, pakai odol," ungkapnya.
Saat ini, kondisi di lokasi terjadinya tawuran sudah mulai dilewati para pengendara baik roda dua maupun empat. Namun, masih adanya bekas lemparan batu di Jalan terjadinya tawuran.
Bukan hanya itu saja, asap atau gas air mata pun sampai saat ini masih sangat terasa dimata dan dihidung. Karena banyakanya gas air mata yang ditembakkan.
Polisi juga terlihat masih berjaga di lokasi kejadian atau tepatnya di Pos Polisi Manggarai, yang berada tepat dengan lampu lalu lintas Manggarai.
"Ada 10 kali itu tembakan gas air mata, makanya masih berasa itu di depan (jalan)," jelasnya.
Sementara, Reza Indragiri selaku pengamat Psikolog Forensik menilai, adanya aksi tawuran tersebut karena adanya transaksi barang haram narkoba. Oleh karena itu, tawuran dijadikan sebagai alat untuk mengalihkan perhatian polisi.
"Yang jelas, seorang mantan jagoan Manggarai bercerita, tawuran dan serbaneka kekisruhan yang terjadi di sepanjang Jazirah Manggarai - Pasar Rumput adalah rekayasa terencana untuk memberi jalan bagi narkoba untuk masuk. Semacam pengalih perhatian. Mungkin perhatian warga, mungkin perhatian aparat," ujar Reza dalam keterangannya.
Catatan merdeka.com, aksi tawuran antarwarga di Manggarai tak sekali dua kali terjadi. Bahkan, Sumarsono, saat menjabat Plt Gubernur DKI Jakarta sempat mengatakan akan menata ulang kawasan tersebut untuk mencegah tawuran pecah.
"Panjangnya kalau terpaksa harus ada penataan ulang kawasan, ya ditata ulang itu kalau implikasi harus dilakukan sambil dikaitkan kawasan itu akan kena juga sistem transportasi terpadu antar moda mulai kereta api, TransJakarta, LRT dan MRT kan semua jadi terpadu, kawasan itu akan ditata ulang juga jangka panjang. jangka pendek adalah, bagaimana membangun kesadaran mereka," ungkapnya, 7 Maret 2017 silam.
Di waktu yang sama, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengancam akan mencabut KJP pelajar yang terbukti terlibat dalam tawuran di wilayah tersebut.
"Kalau anak-anak sekolah terbukti terlibat, nanti KJP-nya kemungkinan akan diputus," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/3).
Namun, kata Pardede, pihaknya hingga kini belum menerima data para pelaku berdasarkan status pelajar. "Belum," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaKapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo ikut turun lapangan bersama anggotanya saat tengah berpatroli malam.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaPolisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaTujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca Selengkapnya