Tanpa Perhitungan Matang, New Normal Bisa Picu Ledakan Covid-19
Merdeka.com - Tatanan kehidupan normal gaya baru bakal diterapkan di Indonesia. Seiring diterbitkannya surat edaran dari Menteri Kesehatan mengenai Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada situasi Pandemi.
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi meminta pemerintah mengkaji secara mendalam rencana penerapan new normal di tengah pandemi Covid-19. Sebab, jika tidak diperhitungkan dengan matang, berpotensi terjadi ledakan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Harus dihitung dengan benar, kalau tanpa perhitungan benar bukan tidak mungkin akan terjadi lonjakan kasus yang tinggi," kata Adib saat dihubungi Merdeka.com, Senin (26/5).
Adib juga mengingatkan pemerintah untuk menyiapkan panduan khusus bagi semua pihak, termasuk masyarakat. Panduan ini berisi tentang perilaku masyarakat untuk memasuki masa new normal.
"Perilaku seperti apa? Kedisiplinan terhadap imbauan pemerintah, kedisiplinan menjaga kesehatan, kedisiplinan physical distancing, kedisiplinan memakai masker," jelasnya.
Setelah menyiapkan panduan, pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat mulai memahami dan belajar menerapkan kedisiplinan tersebut.
IDI belum bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk menerapkan new normal. Sebab, memulai new normal membutuhkan evaluasi secara matang mengenai penyebaran kasus Covid-19 di Tanah Air.
"Saya tidak bisa menentukan waktunya kapan karena itu nanti melihat dari peta atau angka penyebaran yang saat ini terjadi," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya