Tanggul anak Bengawan Solo jebol, padi siap panen terancam rusak

Merdeka.com - Hujan deras mengguyur lereng Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir membuat Sungai Dengkeng di Kecamatan Bayat, Klaten meluap. Bahkan tanggul anak Sungai Bengawan Solo tersebut jebol sepanjang 250 meter.

Kondisi ini membuat belasan tanaman padi siap panen yang berusia 2,5 bulan terancam busuk karena terendam air. Genangan air akibat luapan dan jebolnya tanggul sungai Dengkeng sempat terjadi di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Trucuk Desa Kalikebo dan Desa Planggu, Kecamatan Cawas di Desa Bawak dan Kecamatan Bayat. Ini juga berdampak pada lima desa, yakni desa Talang, Wiro, Kebon, Tawangrejo, dan Paseban. Ratusan rumah bahkan sempat terendam dengan ketinggian 20 cm sampai 30 cm.

"Sekarang kondisinya sudah lumayan surut. Tapi sungainya masih tinggi, kalau terjadi hujan mungkin bisa banjir lagi. Semoga tidak terjadi, karena seharusnya curah hujan sudah berkurang," ujar Plt Kepala BPBD Bambang Sujarwo, kepada merdeka.com, Rabu (1/6).

Dia mengatakan, saat ini ada sekitar 15 hektar sawah siap panen yang masih terendam air. Jika hujan turun lagi, dikhawatirkan padi akan membusuk. Bahkan dampak dari bencana tersebut jalan utama yang menghubungkan Trucuk dan Cawas terputus.

"Ada 15 hektar sawah usia 2,5 bulan terancam gagal panen akibat roboh dan terendam air di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat," ujarnya.

Bambang menambahkan saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi terkait penanganan dengan semua pihak agar dampak banjir terkurangi. Gotong-royong juga dilakukan bersama warga dan relawan, pada hari Jumat (3/5) nanti.

"BPBD Klaten akan mendorong logistik untuk kebutuhan penangan darurat akibat banjir kemarin. Kami mengimbau warga agar terus meningkatkan kewaspadaan," pungkasnya.