Tak terima ditangkap saat razia PSK, 2 wanita gugat Pol PP Semarang

Merdeka.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang digugat praperadilan oleh dua wanita yang diduga salah tangkap dalam operasi penegakan peraturan daerah di Ibu Kota Jawa Tengah ini beberapa waktu lalu. Kuasa hukum pemohon Edo Bagus Artandy di Semarang, Rabu, mengatakan, gugatan sudah masuk ke Pengadilan Negeri Semarang.

"Sudah dua kali sidang tetapi pemohon tidak pernah hadir," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (18/6).

Dia menuturkan kedua kliennya, Eka Evina dan Nurul Hidayati, ditangkap dalam sebuah operasi yustisi di Jalan Imam Bonjol Semarang. Menurut dia, kliennya itu disangka sebagai wanita tuna susila saat digelar operasi yustisi tersebut.

Keduanya bahkan sempat menjalani rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Wanita Utama Surakarta. "Klien saya merupakan pramusaji di warung kaki lima di Jalan Imam Bonjol," tambahnya.

Adapun dasar gugatan ini, lanjut dia, penangkapan yang dilakukan petugas Satpol PP tersebut bertentangan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2003 tentang pedoman pembinaan penyidik PNS di lingkungan pemerintah daerah.

"Dalam aturan itu dijelaskan PPNS tidak berwenang melakukan penangkapan dan penahanan," katanya.

Dalam gugatan tersebut, kata dia, juga disampaikan tuntutan ganti rugi serta permintaan rehabilitasi nama baik kedua pemohon. Sidang akan kembali digelar pada Senin (22/6) dengan agenda penyampaian gugatan.

Jika dalam sidang tersebut pihak Satpol PP tidak hadir, maka akan dianggap tidak memanfaatkan haknya.