Tak diberi jimat, 4 penculik siksa dukun & minta tebusan Rp 225 juta
Merdeka.com - Tim gabungan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah dan Reskrim Polres Batang membekuk empat orang pelaku penculikan dan pemerasan di sebuah rumah di wilayah hukum Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Keempat pelaku penculikan itu adalah; Nasir, warga Indramayu, Jawa Timur; Didik, warga Lampung; Mutamin warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan Abdul Qohar warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Nasir merupakan otak penculikan dan pemerasan tersebut. Sementara tiga tersangka lainnya berperan sebagai kaki tangan alias pembantu dalam aksi penculikan dan pemerasan terhadap korban yang bernama Imam Mahdi warga Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang berprofesi sebagai seorang dukun atau paranormal.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com di Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, aksi penculikan itu terjadi karena korban Imam Mahdi menjanjikan Nasir sebuah jimat ampuh.
"Syaratnya jimat yang katanya ampuh akan diberikan dengan catatan pelaku Nasir harus membayar mahar dari jimat tersebut sebesar Rp 70 juta," ungkap sumber merdeka.com di Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (20/4) malam.
Namun, jimat ampuh yang dijanjikan ternyata tak kunjung diberikan. Akibatnya, Nasir nekat mendatangi rumah Imam Mahdi di Sumenep, Madura kemudian menculik korban.
Imam Mahdi diculik dari rumahnya oleh para pelaku pada Jumat (17/4) lalu. Para pelaku kemudian membawanya ke Batang dengan mengendarai sebuah mobil berpelat H. Selama tiga hari dalam penyekapan, tangan dan kaki Imam diborgol.
Pelaku tega menyiksa korban dengan kondisi tangan dan kaki korban diborgol. Bahkan, mereka juga menyekap korban, Imam Mahdi. Selama tiga hari menyekap, korban disekap dalam kondisi tangan diborgol dan disiksa.
Tidak hanya itu, para pelaku juga berusaha melakukan pemerasan kepada keluarga korban dengan meminta uang tebusan sebesar Rp 225 juta.
"Pihak keluarga korban sendiri sempat mentransfer uang Rp 3 juta kepada pelaku," ungkap sumber tersebut di Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sampai akhirnya, pihak keluarga korban lantas melaporkan aksi penculikan itu ke polisi. Mendapat laporan, Polres Sumenep akhirnya berkoordinasi dengan Direskrim Polda Jateng untuk melakukan pengejaran dan penangkapan.
"Kami hanya membantu menangkap pelaku. Kasus ini sebelumnya ditangani oleh Polres Sumenep, korban membawa pelaku ke wilayah hukum Jateng," Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng, Kombes Purwadi Ariyanto saat dikonfirmasi wartawan.
Selain mengamankan keempat pelaku, penangkapan yang dipimpin oleh Kanit Jatanras Subdit III Ditreskrimum Polda Jateng, Kompol Agus Puryadi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa borgol dan sebuah senjata tajam. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, para pelaku membeli borgol di Pasar Turi, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Korban Imam Mahdi dibebaskan dalam kondisi luka-luka pada sekujur tubuh dan pergelangan tangan dan kaki akibat penganiayaan. Menurut rencana, keempat pelaku penculikan ini nanti akan dijemput dan diserahkan ke Sat Reskrim Polres Sumenep, Madura, untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penculikan tersebut berada di Sumenep, Madura, Jawa Timur.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaDoa masuk kamar mandi untuk memohon perlindungan dari setan, dan juga untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang 2 TNI bagikan mujizat terbesar Nabi Muhammad SAW ke prajurit usai tak lagi pegang komando Kodam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kabar duka datang dari keluarga eks Kapolri Jenderal (Purn) Idham Azis.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 8 cara ngabuburit yang seru, mulai dari berburu takjil gratis, hingga ikut dalam kajian yang diadakan di masjid-masjid.
Baca SelengkapnyaKeterangan keluarga pelaku diketahui, pelaku sering berdiam diri dan bengong.
Baca SelengkapnyaInnalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Eks Pangkostrad berduka. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca Selengkapnya