Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Kini Ada di Istana Kepresidenan Bogor
Merdeka.com - Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pertama di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dia menyebut, kehadiran SPKLU tersebut menjadi bagian penting dari program nol emisi yang ditargetkan pemerintah tercapai pada tahun 2060.
"Program-program untuk kita zero emission di mana di 2060 semua kota dituntut untuk melakukan itu. Hari ini kita secara bertahap melakukan itu, antara lain adanya SPKLU di Istana Bogor," katanya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/3).
Dia berterima kasih kepada Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, yang telah berkolaborasi dengan Istana Kepresidenan untuk terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan. Dia juga mengajak PLN untuk bekerja sama agar SPKLU serupa bisa ditempatkan di Istana Kepresidenan lainnya.
"Berikutnya adalah ini menjadi semangat kami, Pak Dirut, untuk bisa terus nanti di Istana Cipanas, Jogja, Tampaksiring, kalau berkenan nanti bisa di Tampaksiring. Apapun itu namanya, pasti PLN untung, (energi) terbarukan menggunakan SPKLU," jelasnya.
Sementara itu, Dirut PLN Darmawan menyebut, Istana Kepresidenan merupakan episentrum dari transisi energi. Menurutnya, pasokan listrik di lingkungan Istana Kepresidenan sudah menggunakan energi baru terbarukan sepenuhnya sejak Juni tahun 2022.
"Bulan Juni tahun lalu kita sudah melakukan kerja sama yaitu bagaimana pasokan listrik di Istana Kepresidenan, baik di Jakarta, di Cipanas, di Bogor, di Yogyakarta, di Tampaksiring sudah menggunakan 100 persen dari energi baru terbarukan. Ini menandakan bahwa episentrum dari transisi energi ada di Istana Kepresidenan," tuturnya.
Lebih jauh, Darmawan mengapresiasi inisiatif Sekretariat Presiden yang telah menggunakan motor listrik di lingkungan Istana Kepresidenan sejak 3-4 tahun lalu. Menurutnya, penggunaan motor listrik dengan energi batu bara saja bisa mengurangi emisi karbondioksida hingga 50 persen jika dibandingkan dengan motor bensin.
"Satu liter bensin itu emisi CO2-nya 2,4 kilogram. Itu setara dengan 1,2 KWH listrik. Nah 1,2 KWH listrik emisinya—kalau listriknya dari batu bara—hanya sekitar 1,2 kilogram CO2. Jadi Istana ini paham kalau menggunakan motor listrik itu mengurangi emisi CO2, _green house_ emisinya itu mengurangi 50 persen," terangnya.
Darmawan pun mengundang semua komponen bangsa untuk bersama-sama membangun ekosistem guna mewujudkan visi dan misi Presiden Joko Widodo dalam bidang transisi energi dan mengakselerasi pencapaian nol emisi.
"Bagaimana dengan adanya kolaborasi ini, ini adalah pemantik, ini bukan hanya PLN bahwa seluruh komponen bangsa ini kompak," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaUntuk mengakselerasi pertumbuhan SPKLU, PLN membuka kolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaGerakan itu sebagai bentuk kepanikan lantaran elektabilitas Prabowo-Gibran terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaJelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPLN memastikan pasokan listrik di Jakarta aman saat Natal dan Tahun Baru.
Baca Selengkapnya