Staf bandara yang ditampar pejabat Ombudsman divisum 2 kali
Merdeka.com - Penyidik Polresta Pekanbaru memeriksa tujuh saksi, terkait dugaan penamparan yang diduga dilakukan Wakil ketua Ombusdman RI Azlaini Agus kepada Yana Novia (20), salah satu staf Angkasa Pura di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Kapolresta Pekanbaru Kasat Reskrim Kompol Arief Fajar Satria mengatakan tujuh orang saksi, lima di antaranya Yana Novia (saksi korban), Security Gapura Angkasa Barinas (35), karyawati Gapura Angkasa Qudsi Ishma Herati (21), supir bus Angkasa Pura Simanjuntak (52) dan seorang staf PT Gapura Angkasa, Ida (45).
"Tujuh orang saksi sudah diperiksa. Saksi-saksi tersebut adalah orang-orang yang melihat langsung kejadian itu," kata Arief di Pekanbaru, Selasa (29/10).
Arief menambahkan, untuk kepentingan penyelidikan, Yana juga kembali divisum agar bukti-bukti semakin kuat. "Korban kita minta visum lagi. Selain itu, tadi dilaksanakan pra-rekonstruksi," katanya.
Sementara itu, untuk pihak terlapor, Azlaini Agus akan segera dipanggil. "Untuk terlapor akan secepatnya kita panggil. Kita akan panggil melalui lembaganya Ombudsan RI," tegas Arief.
Dugaan penamparan tersebut dibantah Azlaini Agus. Dia lantas menjelaskan kronologi kejadian tersebut. "Saya adalah penumpang Pesawat Garuda GA 277, Pekanbaru-Medan dengan jadwal keberangkatan sebagaimana tertulis di tiket adalah jam 07.45 WIB. Kebetulan pagi tadi saya ada tugas ke Medan. Pada jam 07.30 WIB penumpang GA 277 (melalui pengeras suara), diminta agar segera boarding/naik pesawat. Semua penumpang berdiri berjejer di Gate 1 Keberangkatan Bandara SSK II Pekanbaru. Saya bejejer paling belakang," ujarnya.
Namun ternyata, setelah keluar dari Gate 1, penumpang tidak langsung menuju tempat bus. Penumpang justru disuruh petugas berdiri di depan luar Gate 1.
"Ketika saya tanya mengapa tidak langsung menuju bus untuk naik pesawat? Petugas boarding menjawab bahwa busnya belum standby di bawah. Kalau busnya belum standby, mengapa penumpang disuruh boarding, dan kemudian disuruh berjejal berdiri? Petugas tidak bisa menjawab, hanya cengar cengir saja," katanya.
Menurutnya, setelah beberapa menit berdiri, penumpang kemudian disuruh turun menuju bus. "Saya pun ikut turun bersama penumpang lainnya. Setelah tiba di bawah, karena kebetulan saya memegang tiket kelas bisnis, saya tanya kepada petugas, apakah tidak ada mobil untuk penumpang kelas bisnis? Petugas yang ada di situ menjawab, tunggu saja di sini, mobil kelas bisnis masih di sana (tempat parkir pesawat)," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun bentuk maladministrasi terbanyak adalah penyimpangan prosedur dan penundaan berlarut.
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan kejinya yang dengan tega membunuh keempat anak kandung.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara kasus pemerasan Fir,i Bahuri kini masih proses perbaikan setelah dikembalikan jaksa
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaKehadiran aparat untuk memberikan rasa aman kepada para pemudik yang meninggalkan rumahnya
Baca SelengkapnyaSiskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaOmbudsman mendesak pemerintah segera memperbaiki kesalahan prosedur yang terjadi.
Baca Selengkapnya