Soekarwo minta polisi selidiki 6 warganya yang hilang di Turki
Merdeka.com - Pemprov Jawa Timur mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian menyelidiki 6 warga Surabaya yang hilang di Turki saat berlibur beberapa waktu lalu. 6 warga Surabaya diduga bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengklaim pihak Polda Jawa Timur sudah turun ke lapangan mengumpulkan semua data pendukung.
"Pemprov (Jatim) juga sudah meminta Dinas Transmigrasi dan Kependudukan untuk segera berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk dengan pihak Kementerian Luar Negeri," kata Soekarwo, kepada wartawan, Minggu (8/3).
Soekarwo mengaku, sejauh ini, pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak kementerian maupun instansi terkait. Pemprov Jawa Timur hanya menerima informasi dari media massa.
Namun, lanjutnya, karena menyangkut warga Jawa Timur, khususnya Surabaya, gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini mengaku berupaya menindaklanjuti informasi tersebut.
"Bagaimanapun juga, mereka itu kan berasal dari Jawa Timur sehingga penyidikan atau pemeriksaan juga melibatkan semua instansi, tidak hanya Pemprov, tapi juga Polda dan pihak Imigrasi," ucapnya.
Untuk Polda Jawa Timur, kata Soekarwo, sudah turun ke lapangan mengumpulkan data pendukung. "Termasuk dengan Pemkot Surabaya. Sebab dalam dokumen, mereka tercatat sebagai warga Surabaya," ujarnya.
Soekarwo menambahkan, Pemprov Jawa Timur juga akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri. "Pemprov akan suport semua data yang dibutuhkan oleh Kementerian Luar Negeri. Karenanya, Dinas Transmigrasi dan Kependudukan akan mengumpulkan semua data pendukung," katanya lagi.
Menurut Soekarwo dugaan 16 WNI yang hilang saat berwisata di Turki itu harus diteliti secara seksama dokumen kependudukannya. "Apa benar warga Jatim atau di luar Jatim, penelitian dokumen sangat penting," tegasnya.
Soekarwo tidak ingin mengambil kesimpulan terlalu cepat karena segala kemungkinan bisa terjadi. "Segala kemungkinan bisa terjadi. Namun, sebaiknya menunggu hasil penyidikan lebih dulu," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa
Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca Selengkapnya"Prabowo 'Sowan' ke Parpol di Luar Koalisi, Gerindra Tegaskan Komitmen pada Jawa Barat"
Jawa Barat merupakan provinsi yang mencatat sejarah bahwa Gerindra menang dua kali berturut-turut di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaIni Sosok Pelaku Pengeroyokan Polisi di Makassar: Langganan Keluar Masuk Tahanan
Pengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
12 Pengeroyok Anggota Polisi Saat Hendak Bubarkan Tawuran Ditangkap
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaSosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno
Setelah tak aktif dalam kabinet pemerintahan, ia lebih banyak terlibat dalam pengorganisasian para penghayat kepercayaan.
Baca SelengkapnyaJokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGanjar soal Jokowi Naikkan Tunjangan Bawaslu Jelang Pencoblosan: Mudah-Mudahan Bukan Godaan atau Suap
Ganjar Pranowo merespons keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikan tunjungan pegawai Bawaslu
Baca SelengkapnyaRibuan Personel Polisi Dikerahkan Amankan Debat Ketiga Pilpres di Istora Senayan
Petugas akan ditempatkan di beberapa titik untuk mengamankan lokasi debat yang digelar di Gelanggang Bulutangkis
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Arief Sulistyanto, Pensiunan Jenderal Eks Penyidik Kasus Munir yang Jadi Komisaris Baru ASABRI
Arief tercatat 36 tahun berkarier di institusi Bhayangkara.
Baca Selengkapnya