Soal Vaksin Covid-19, Jubir Satgas Sebut Tidak Ada Solidaritas Antarnegara
Merdeka.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut tidak ada solidaritas antarnegara menghadapi Covid-19. Menurutnya, saat ini tidak terlihat solidaritas antarnegara dalam rangka penyediaan vaksin Covid-19. Semua negara berpikir untuk kepentingan sendiri.
"Kalian yang tinggal di Inggris sekarang bisa lihat, ada enggak solidaritas antarnegara sekarang? membayangkan tentang vaksin? Enggak ada. Semua berpikir tentang dirinya sendiri," ujar Wiku dalam Webinar yang digelar PPI London, Sabtu (13/2).
Wiku mengatakan, harus ada yang memimpin proses kolaborasi antarnegara untuk menghadapi Covid-19. Jika tidak, virus Covid-19 akan menang. Sebab virus itu tidak mengenal batas negara.
"Jadi suatu saat nanti, sooner or later, harus ada leader yang melakukan proses kolaborasi untuk antarnegara, solidaritas antarnegara. Ini adalah gerakan kemanusiaan, karena virus kan enggak kenal batas negara. Kalau dia tahu ada batas negara, pasti enak, virusnya pasti menang, manusia akan kalah. Jadi justru itu kita harus punya pemahaman secara komplet," tegas Wiku.
Ia juga mengutip laporan Bloomberg atas analisis proses vaksinasi. Dunia membutuhkan waktu tujuh sampai sepuluh tahun untuk proses vaksinasi. Namun proses itu bisa dipercepat asal jumlah vaksinnya memadai.
"Apakah manusia diam saja dengan analisis itu? Itu kan cuma analisis saja dengan kondisi sekarang. Ya kalau vaksinnya lebih banyak, ya mungkin cuma dua tahun atau bahkan satu tahun. Atau kalau terjadi mutasi bisa-bisa lebih panjang dari 10 tahun. Jadi jangan takut dengan kondisi itu," kata Wiku.
Tetapi Wiku menilai tidak bisa berserah saja atas kondisi tersebut. Vaksin bukan satu-satunya solusi. Perlu menegakkan testing, tracing, dan treatment, serta memakai masker, mencuci masker dan jaga jarak.
"Jadi jangan punya tameng satu aja, kalau vaksinasi satu saja enggak akan bisa. Kita makanya punya banyak itu dalam rangka melindunginya, dan itu adaptasi kebiasaan baru dalam manajemen dalam bersikap. Sedunia, bayangkan. Jadi tugasnya itu berat kalau enggak bersama-sama dengan seluruh rakyat di dunia enggak akan bisa," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat itu Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya