Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sindiran LPSK buat Pihak yang Terperangkap Skenario Ferdy Sambo atas Kasus Brigadir J

Sindiran LPSK buat Pihak yang Terperangkap Skenario Ferdy Sambo atas Kasus Brigadir J LPSK. ©2022 Antara

Merdeka.com - Wakil ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi, mengakui pihaknya tidak terpengaruh terhadap skenario pembunuhan berencana Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

"Karena LPSK tidak akrab dengan jaringan pelaku. Jadi karena kami tidak akrab dengan para pelaku jadi kami tidak terpengaruh," ungkap Edwin saat acara diskusi di Hotel Gran Mahakam, Selasa (27/9).

Dirinya juga kerap menyindir kepada pihak - pihak lain yang mudah terpengaruh dari skenario Sambo tersebut. Karena dalam masing - masing lembaga tersebut adanya politik internal yang dilakukan.

"Kita tahu di semua kantor ada politik kantor, di semua instansi ada paksi - paksi di lembaga, dan ini juga dapat sama - sama dirasakan," tungkas Edwin.

Meskipun pihaknya sulit mempercayai berbagai informasi dari pihak yang berwenang. Kata Edwin, LPSK selalu bekerja dengan independen dan proporsional serta penuh kehati - hatian.

"Kejanggalan yang terjadi ini secara reflektif membuat kami sulit mempercayai info dari pihak yang berwenang," tegas Edwin.

"Jadi bila LPSK tidak masuk perangkap kasus ini, itu karena kita bekerja independen berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang," lanjutnya.

Temuan - Temuan Versi LPSK

1. Bharada Eliezer akui Dikasih Ponsel oleh Ferdy Sambo

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengatakan Bharada E mengakui ponselnya diganti Ferdy Sambo usai peristiwa penembakan Brigadir J.

"Iya diganti. Iya benar dikasih hp baru, Iphone. (Jenisnya) Saya gak tau jenisnya," kata Edwin.

Edwin tidak tahu maksud pemberian gawai baru tersebut. Namun yang jelas, selain Bharada E adapula Kuat Maruf, dan Bripka RR yang mendapatkan handphone tersebut.

"Diberikan oleh FS, ke Bharada E, KM dan RR," ucapnya.

Adapun, Edwin mengatakan jika usai diberikan handphone baru tersebut. Pihaknya masih mendalami terkait kemana gawai lama milik Bharada E yang diduga menyimpan sejumlah barang bukti.

"Enggak tahu (gawai lamanya). Nanti itu masih kami dalami," tuturnya.

2. Bharada E Akui Disodorkan Duit

Selain penggantian ponsel, Bharada E juga mengakui ia disodorkan sejumlah duit oleh Ferdy Sambo dan istrinya.

"Kan ketika pemberian hp itu ada ibu PC. Kan pemberian hp itu kan satu paket dengan pemberian amplop yang berisi uang. Tapi bukan diberikan, baru ditunjukan kepada masing ke Bharada E, RR, dan KM. Uang itu diduga, bukan mata uang rupiah," kata Edwin.

"Ya tapi dijanjikannya udah ditunjukin langsung ke depan orang-orangnya. Diserahkan buat dilihat, tapi kemudian ditarik lagi. Katanya dikasih kalau sudah SP3, dihentikan perkaranya" tambahnya.

3. Putri Candrawathi Pakai Piyama

Dalam rekaman CCTV rumah pribadi Ferdy Sambo, di Jalan Saguling, Jakarta Selatan terlihat Putri Candrawathi yang memakai piyama usai pulang dari tempat penembakan Brigadir J di rumah dinas Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga.

Terkait baju piyama tersebut, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), mendapatkan dugaan bahwa baju tersebut memang telah disiapkan Istri Mantan Kadiv Propam, ketika hendak berangkat ke lokasi eksekusi Brigadir J.

"Iya (sudah disiapkan). Ya gini ajalah, pokoknya kami bahwa itu bagian dari perencanaan. Untuk konstruksi bahwa terjadi kekerasan seksual di duren tiga," kata Edwin.

Bahkan, Edwin menduga dari apa yang didapat pihaknya. Jika terekamnya Putri saat pulang ke rumah Saguling dengan piyama berwarna hijau yang terbuka kancingnya, bertujuan memperkuat terjadinya pelecehan sebagaimana rencana Ferdy Sambo.

"Kan termasuk kalau dilihat piyama itu kancingnya ada yang terbuka kan. Iya masuk (ke rumah), untuk memperkuat bahwa PC korban kekerasan seksual dari almarhum J," tuturnya.

4. Pertanyakan Putri Candrawathi Tak Langsung Lapor

Edwin Partogi mempertanyakan Putri Candrawathi tak langsung buat laporan usai dilecehkan di Magelang.

"Ya kalau dia laporkan ke polisi, laporkan saja kan polisi datang," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu saat dihubungi merdeka.com, Senin (5/9).

Pasalnya, lanjut Edwin, apabila hal itu dilakukan ketika masih berada di Magelang, maka pihak kepolisian bisa dengan jelas membuktikan apakah benar terjadi pelecehan yang dilakukan Brigadir J sebagaimana pengakuan dari Putri.

5. Tak Ada Bukti Scientifik Pelecehan

Selanjutnya, LPSK menyayangkan tidak adanya bukti scientifik terjadinya pelecehan.

"Kalau polisi datang kan bisa dilakukan Visum et repertum. Kalau benar terjadi pencabulan atau pemerkosaan kan bisa dilampirkan dan dibuat visum sehingga ada bukti yang scientifik," ucapnya.

"Kalau sekarang kan tidak ada bukti scientifik atas peristiwa itu. Yang ada hanya klaim sepihak," tambah Edwin.

Padahal, Edwin mengatakan jika secara posisi Putri seharusnya tidak ada halangan apabila ingin melaporkan kasus dugaan pelecehan yang dialaminya oleh Brigadir J di Magelang.

"PC kan secara strata sosial punya kemampuan buat laporan di Magelang, baik di sini maupun di Magelang," tuturnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sengketa Pilpres 2024 Diputuskan Besok, Akankah Prabowo Hadir Langsung ke MK?
Sengketa Pilpres 2024 Diputuskan Besok, Akankah Prabowo Hadir Langsung ke MK?

Sengketa Pilpres 2024 Diputuskan Besok, Mungkinkah Prabowo Hadir Langsung ke MK?

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Bandingkan Perbedaan Mencolok Blusukan Ganjar dan Prabowo
Sekjen PDIP Bandingkan Perbedaan Mencolok Blusukan Ganjar dan Prabowo

Jika Ganjar melakukan blusukan masyarakat berbondong-bondong hadir

Baca Selengkapnya
KPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan
KPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan

Walaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Satu Angkatan di Akmil 1991, 3 Teman Satu Letting Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ini Pangkatnya Masih Kolonel
Satu Angkatan di Akmil 1991, 3 Teman Satu Letting Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ini Pangkatnya Masih Kolonel

Berikut sosok tiga teman satu letting Panglima TNI yang pangkatnya masih Kolonel.

Baca Selengkapnya
Pangkostrad Letjen TNI Saleh Bangga Ketemu Prajurit Jalankan Operasi Khusus, Beri Pesan Penting
Pangkostrad Letjen TNI Saleh Bangga Ketemu Prajurit Jalankan Operasi Khusus, Beri Pesan Penting

Jenderal TNI tersebut mengaku bangga dapat bertemu sembari memberi pesan mendalam ke prajurit yang telah menjalankan operasi khusus.

Baca Selengkapnya
Istri Blak-blakan Ingin Jenderal Maruli Simanjuntak Jadi Danjen Kopassus, Sampai Menangis Curhat ke Luhut Malah Dibilang Tak Bersyukur
Istri Blak-blakan Ingin Jenderal Maruli Simanjuntak Jadi Danjen Kopassus, Sampai Menangis Curhat ke Luhut Malah Dibilang Tak Bersyukur

Istri Kepala Staf Angkatan Darat (kasad) sebut punya cita-cita suaminya jadi Danjen Kopassus.

Baca Selengkapnya
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.

Baca Selengkapnya
KPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai
KPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai

AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya
Momen Brigjen TNI Faisol Gagah Sambut Menteri Pensiunan Jenderal Darah Kopassus
Momen Brigjen TNI Faisol Gagah Sambut Menteri Pensiunan Jenderal Darah Kopassus

Komandan Korem 061/Surya Kencana Brigjen TNI Faisol Izuddin Karimi kedapatan menyambut sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya