Sekolah Pribadi tegaskan sudah putus kontrak dengan lembaga Turki
Merdeka.com - Sekolah Pribadi di Kota Depok, Jawa Barat, menegaskan telah menghentikan kerja sama dengan Pasiad sejak tahun 2015. Maka itu, otomatis Sekolah Pribadi tidak lagi menjalin kerja sama.
Juru bicara Yayasan Yenbu Indonesia, Ari Rosandi mengatakan, Pasiad merupakan sebuah lembaga swadaya swasta dari Turki. Lembaga ini memberikan donasinya pada lembaga pendidikan di Indonesia salah satunya Sekolah Pribadi.
Kerja sama dengan Pasiad, kata Ari, juga diketahui pemerintah. Bahkan mendapatkan rekomendasi resmi dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Namun, kerjasama tersebut berhenti pada 1 November 2015.
"Dengan berakhirnya kerja sama tersebut maka sudah tidak ada lagi hubungan secara kelembagaan dengan lembaga Pasiad dari Turki," tegas Ari, Jumat (29/7).
Kerja sama yang dilakukan dengan Pasiad, bersifat normatif. Menurut dia, tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. "Ada pemberian beasiswa dan pelatihan guru," ungkapnya.
Maka dari itu, Ari menegaskan pihaknya tidak ada kaitannya sama sekali dengan Pemerintahan Turki setelah tahun 2015. Terlebih soal tudingan yang menyebutkan sekolahnya sebagai salah satu yang terkait dengan gerakan Fethulla Gullen.
"Kami kecewa. Kami ini lembaga pendidikan, tidak ada kaitannya dengan apa yang terjadi di Turki saat ini. Dan kami tidak dalam koridor menanggapi hal tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Turki mendesak pemerintah Indonesia menutup sekolah-sekolah swasta didanai yayasan binaan Fethullah Gulen, ulama diklaim sebagai dalang kudeta militer. Sekolah-sekolah itu tersebar di enam provinsi, semua berformat asrama memakai pengantar dwibahasa serta menyediakan beasiswa.
Dalam keterangan pers dilansir dari situs resmi kedutaan, Kamis (28/7), pemerintah Turki menyebut sekolah Kharisma Bangsa, Pribadi Bilingual School, hingga Sekolah Kesatuan Bangsa menginduk pada Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD). Jika dirunut lagi, induk yayasan ini dikelola oleh jaringan Hizmet binaan Gulen.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaPegawai Bisa Terima THR Lebih Besar dari Gaji, Ini Syarat dan Ketentuannya
Menaker Ida bilang ada perusahaan yang membayar THR lebih besar dari ketentuan.
Baca SelengkapnyaPedagang UMKM Tak Masalah Aturan Wajib Sertifikasi Halal, tapi Biaya Mengurus Harus Gratis
Edy berpendapat kewajiban sertifikasi halal diharapkan dapat menjadi perlindungan industri mikro lokal terhadap produk impor yang banyak membanjiri pasar lokal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaStudi: Tren Jadi Pekerja Lepas Makin Diminati Masyarakat, Ini Alasannya
Studi terkini menunjukkan orang lebih menyukai menjadi pekerja lepas ketimbang sebagai pekerja formal.
Baca SelengkapnyaTujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya
Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengedepankan penerimaan dan partisipasi aktif semua siswa.
Baca SelengkapnyaPemuda ini Menangis Tak Percaya Berhasil jadi Tentara, Pernah 9 Kali Gagal Tes Sampai Kolonel TNI Kaget
Momen seorang Kolonel TNI AD temui prajurit baru yang berhasil lolos pendidikan setelah 9 kali gagal.
Baca SelengkapnyaKisah Pasutri Bikin Sekolah Berkualitas Gratis di Tulungagung, Awalnya Lesehan di Teras Rumah yang Dindingnya Lapuk
Pasutri ini selalu mengingat pesan orang tuanya untuk tidak mengukur pekerjaan dengan uang yang didapat.
Baca SelengkapnyaSosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca Selengkapnya