Sedang menyamar, Tim Cobra Satpol PP Surabaya dikeroyok preman
Merdeka.com - Tiga petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya melakukan penyamaran untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di tengah perempatan Jalan Dupak, Surabaya. Namun nahas, Sahlan, Haryono Slamet, dan Bambang Widodo, justru dikeroyok puluhan preman setelah diteriaki oleh salah seorang PKL.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu Tim Cobra Satpol PP yang beranggotakan Sahlan, Haryono, Nur Hasan, Bambang Widodo, Rusli, dan Rudi Dwi Hartono, beserta Hikma dan Paraditha tengah menyamar dengan berpakaian preman di perempatan Dupak.
Dengan membawa gitar dan koran, mereka mendekati dan membekuk PKL yang berjualan di traffic light (TL) untuk diperiksa kartu identitasnya. Mereka lantas menyebar ke sejumlah tempat. Saat itu, Sahlan, Haryono, dan Bambang menyisir TL Jalan Demak.
Namun, saat ketiganya hendak menyergap salah satu PKL, mereka justru diteriaki oleh PKL itu. Tak butuh waktu lama, puluhan preman langsung datang dan mengepung ketiganya. Meski mereka telah mengaku dari Satpol PP, puluhan preman itu tak menghiraukannya. Mereka langsung memukuli tiga anggota Tim Cobra itu.
Ketiganya lantas berusaha berlindung ke pos polisi yang berada 100 meter dari lokasi. Namun, salah seorang di antara mereka yakni Sahlan terjatuh dan menjadi bulan-bulanan para preman. Dia mengalami luka di kepala dan tangan.
Anggota Satlantas Polrestabes Bripka A Setya yang melihat kejadian itu langsung mendekat. Melihat polisi, para preman itu langsung kabur.
Bripka A Setya mengakui perempatan Dupak merupakan tempat yang rawan preman. Menurutnya, para preman tersebut menjual barang dagangannya secara paksa kepada pengendara yang melintas.
"Kami berulang kali menemui upaya pemaksaan di perempatan tersebut," katanya, Rabu (3/4) seperti dilansir Antara.
Usai kejadian, Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto langsung menerjunkan personelnya untuk mencari para pelaku. Dia juga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Morokrembangan.
Dia menjelaskan, metode menyamar telah digunakan sejak tiga hari lalu. Menurutnya, metode itu dilakukan agar tidak terjadi kejar-kejaran di jalan antara petugas dengan PKL. "Kami hanya ingin secara persuasif," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak tiri disebut sempat meminta pada pelapor untuk mencabut laporannya.
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaKapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto menaruh perhatian khusus pada kasus dugaan pencabulan anak tiri oleh anggota Kepolisian di Surabaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaSatpol PP DKI Jakarta merespons kehebohan akibat temuan banyak kondom di kawasan RTH Jalan Tubagus Angke dengan mendirikan tiga posko di wilayah itu.
Baca SelengkapnyaTerkait siapa temannya A, Ikhlas belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, karena perkaranya masih dilakukan pendalaman.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaTim sedang dalam perjalanan menuju Jakarta setelah berhasil menangkap pelaku di Palembang
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Baca Selengkapnya