Sebulan terakhir, sudah tiga pendaki tewas di puncak Mahameru
Merdeka.com - Selama sebulan terakhir, secara berturut-turut tiga orang pendaki Puncak Mahameru meninggal dunia. Ketiga pendaki meninggal dunia akibat sakit dalam perjalanan menuju puncak tertinggi di Pulau Jawa itu.
Korban terbaru adalah Sahat M Pasaribu (23), pendaki asal Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Korban yang berangkat bersama 12 orang temannya meninggal dunia karena sakit, Sabtu (8/10) sekitar pukul 00.20 WIB.
Awalnya korban mengaku masuk angin saat bermalam di Kalimati. Sakitnya semakin parah dan meninggal dunia dalam upaya penyelamatan oleh teman-temannya di Jambangan.
Meski tiga pendaki tewas dalam sebulan terakhir, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) tetap membuka jalur pendakian.â¬
"Pendakian ke Semeru tetap dibuka. Namun kami imbau para pendaki jika tidak sehat, jangan nekat mendaki," kata Kepala Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) Antong Hartadi di Malang, Sabtu (7/10).
Tewasnya Sahat menjadi kasus ketiga dalam sebulan terakhir. Karena belum genap seminggu lalu, pendaki atas nama Chandra Hasan (33) juga meninggal dunia karena sakit.
Korban yang diketahui sebagai warga Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung, Jakarta Timur meninggal dunian Senin (3/10) saat berniat melanjutkan perjalanan dari Blok Landengan Dowo sebelum shelter 1. Namun baru berjalan dua langkah, mendadak tidak sadarkan diri.
Karena masih merasakan denyut nadi di tangan dan dada, teman korban menyelimutinya dengan sleeping bag. Namun tidak lama berselang petugas kesehatan dari pos Ranupani memastikan korban sudah meninggal dunia.
Sementara itu, sekitar dua minggu sebelumnya, tepatnya Rabu (14/9) seorang pendaki juga ditemukan meninggal dunia karena sakit. Korban atas nama Zimam Arofik ditemukan meninggal dunia di Pos Kalimati.
Korban tercatat sebagai warga Jalan WR Supratman 123, RT 05/RW 12, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Korban yang mendaki bersama enam temannya, mengeluh sakit kepala.
Antong sebelumnya juga mengimbau kepada para pendaki agar mengukur diri. Jika memang dalam kurang sehat, sakit atau memiliki riwayat sakit, sebaiknya tidak melakukan pendakian.
TNBTS sendiri menyaratkan surat keterangan sehat dari dokter untuk para pendaki. Petugas akan memeriksa surat keterangan sehat juga memeriksa barang bawaan dan bekal.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk titik rawan mulai dari Tahu Sumedang hingga Pananjung.
Baca SelengkapnyaBanyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca Selengkapnya