SBY: Belanja pertahanan bukan perlombaan senjata
Merdeka.com - Peningkatan belanja pertahanan harus dilihat dari konteks proses modernisasi militer dan bukan perlombaan senjata. Peningkatan persenjataan itu harus disertai dengan kepercayaan yang besar antarnegara di kawasan.
"Dan seperti yang kita semua tahu, kepercayaan dan keyakinan tidak muncul ke permukaan dalam semalam. Butuh waktu untuk menumbuhkan dan memeliharanya," kaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu dikatakan SBY saat membuka Jakarta International Defence Dialog (JIDD) 2012 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (21/3).
Dengan kepercayaan tersebut, kata SBY, maka ketegangan bilateral tidak akan terjadi akibat peningkatan pertahanan masing-masing negara.
"Dengan mengedepankan keyakinan pembangunan itu sangat relevan jika terjadi di area konflik. Laut China Selatan misalnya, kami dapat melihat permasalahan wilayah teritorial dan jurisdiksi sangat besar dan butuh waktu panjang penyelesaiannya," lanjut SBY.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaMasalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Besaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaBeras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.
Baca SelengkapnyaDenda 5 persen ini tentunya akan diberikan kepada pekerja yang belum mendapatkan THR dari waktu yang ditetapkan pemerintah.
Baca SelengkapnyaKasus penembakan ini mulai menemui titik terang.. Diduga, pelaku penembakan satu orang.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca Selengkapnyakenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya