Satgas Ungkap Rentetan Penyebab Kasus Covid-19 Meningkat
Merdeka.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta kenaikan kasus Covid-19 nasional segera dimitigasi dengan baik. Upaya ini untuk mencegah kasus Covid-19 terus melonjak.
"Kondisi saat ini harus kita upayakan bersama-sama untuk menekan penularan semaksimal mungkin," kata Wiku melalui siaran pers, Rabu (15/6).
Wiku mengatakan, kasus Covid-19 mingguan meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Pada akhir Mei lalu, kasus Covid-19 meningkat 1.800, seminggu terakhir naik menjadi 3.600 kasus.
Kasus aktif juga meningkat. Pada akhir Mei lalu angkanya berkisar 2.900 kasus, per 13 Juni 2022 naik menjadi 4.900 kasus.
Meski demikian, menurut Wiku, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia lebih rendah dibandingkan beberapa negara tetangga.
Data 11 Juni lalu, Covid-19 harian di Indonesia tercatat 574 kasus. Sedangkan di Malaysia 1.709 kasus, Thailand 2.474 kasus, Singapura 3.128 kasus, India 8.582 kasus, bahkan di Australia sebesar 16.393 kasus.
"Melihat perbandingan ini, jumlah kasus harian di Indonesia saat ini masih dapat dikatakan rendah. Hal ini tentunya dilihat dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dibandingkan dengan negara lainnya. Namun, kenaikan saat ini harus ditekan semaksimal mungkin," ujarnya.
Wiku menyebut ada beberapa penyebab kenaikan kasus yang dapat diidentifikasi. Seperti mobilitas penduduk yang terus naik jika dibandingkan sepanjang tahun 2021. Lalu seiring melandainya kasus, berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya.
Kemudian kembali normalnya aktivitas masyarakat di tempat-tempat publik, serta kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang, sehingga meningkatkan potensi penularan.
Penyebab lain, melandainya kasus mempengaruhi kedisiplinan protokol kesehatan masyarakat. Seperti di tempat-tempat umum dan di lingkungan pemukiman yang tidak lagi sedisiplin saat kasus meningkat.
Selain itu, mutasi virus dengan varian baru BA.4 dan BA.5 sudah masuk Indonesia. Varian ini pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022 dan kini 8 kasus telah teridentifikasi.
Dari karakteristiknya, secara epidemiologi, varian BA.4 teridentifikasi di 61 negara melalui 7.524 sekuens yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuens terbanyak teridentifikasi di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark dan Israel.
Sedangkan varian BA.5 teridentifikasi di 65 negara melalui 10.442 sekuens yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuens paling banyak teridentifikasi di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Britania Raya dan Afrika Selatan.
Transmisibilitas dari varian ini memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat, tanpa indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.
Wiku mengatakan penyebab kenaikan kasus Covid-19 penting diperhatikan selama 2 hingga 4 pekan ke depan. Umumnya perlu waktu untuk melihat dampak dari suatu faktor penyebab terhadap kenaikan kasus.
Secara bersamaan, penting juga dilakukan surveilans molekuler epidemiologi, dengan metode yang benar dan sistematis. Agar penyebab kenaikan kasus dan asal kasus yang beredar di masyarakat terdeteksi dengan baik.
"Prinsip kewaspadaan dan kehati-hatian harus tetap diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena pandemi ini belum selesai. Sewaktu-waktu kita tetap dapat mengalami kenaikan kasus kembali apabila tidak disiplin protokol kesehatan," pungkas Wiku.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya