Merdeka.com - ‎Melihat potensi Bumi Blambangan yang sangat menjanjikan, pengusaha muda Sandiaga Uno menggandeng Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur menggelar lomba lari tingkat internasional yang akan digelar Sabtu pagi (17/10) sekitar pukul 06.00 WIB. Event yang kali pertama digelar di kabupaten berjuluk the Sunrise of Jawa ini, akan melengkapi agenda festival di Banyuwangi Tahun 2015.

‎Gelar International Run 2015 ini, juga akan mengawali pembukaan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang digelar di hari yang sama pada pukul 12.00 WIB, di Taman Blambangan. BEC sendiri, tahun ini mengambil tema: the Usingnese Royal Wedding Using, yang akan menampilkan pakaian Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan dan Sekar Kedaton Wetan.

Sementara Banyuwangi International Run 2015, yang mengambil tema: Run and Enjoy the Culture ini kan melombakan dua kategori, yaitu lomba lari 5 kilometer dan 10 kilometer dengan merebutkan total hadiah 100 juta.

Selain berolahraga, para peserta dari negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia‎, tentunya juga Indonesia, serta pelari-pelari asal Kenya dan beberapa negara lain itu, juga diajak untuk menikmati keindahan alam dan budaya lokal yang dimiliki Banyuwangi.

Founder Gerakan Berlari untuk Berbagai (BUB), Sandiaga S Uno mengungkap, keinginannya menggelar international run di Banyuwangi ini, karena dia melihat daerah di ujung timur Pulau Jawa ini, memiliki potensi yang menjanjikan di sektor sport tourisme, yang tengah dikembangkan kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini.

"Sport tourisme saat ini digandrungi berbagai lapisan masyarakat. Ke depan, saya harap event ini akan mengalahkan Singapura Maraton dan event-event lari dunia lainya. Semoga akan lebih banyak pelari-pelari dunia yang akan singgah di Banyuwangi," harap pengusaha yang kabarnya akan maju di Pilgub DKI Jakarta 2017 ini, Jumat malam (16/10) di Pendopo Banyuwangi.

Sementara Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi International Run 2015 ini, memang digagas oleh BUB dan menggandeng Pemkab Banyuwangi. Menariknya, di event ini, pemerintah setempat, tidak mengeluarkan dana sepeserpun.

"Biaya untuk menggelar event ini, menghabiskan dana Rp 1 miliar. Hebatnya, Pak Sandi ini yang membiayai semuanya, mulai event samapi pelarinya didatangkan sendiri oleh Pak Sandi ini," kata Anas mempromosikan upaya Sandiaga.

Anas melanjutkan, "Event ini memang selaras dengan upaya kami untuk terus mengembangkan sport tourism. Kami memadukan olahraga dengan keindahan alam yang kami miliki di Banyuwangi ini, seperti balap sepeda internasional Tour de Ijen, kitesurfing, serta surfing competition di Pantau Pulau Merah."

Dalam kurun lima tahun terakhir, Banyuwangi memang tengah gencar mempromosikan destinasi wisata baru bagi wisatawan baik mancanegara maupun dalam negeri. Destinasi wisata yang dipromosikan adalah wisata pantai, gunung berapi, hingga wisata hutan hujan tropis.

"Ditambah lagi dengan festival yang diadakan sepanjang tahun dengan menampilkan berbagai ciri khas daerah hingga Banyuwangi makin dikenal wisatawan asing," sambungnya.

Sekadar informasi, sukses Banyuwangi mengangkat wisata dan budaya lokal ini, dibuktikan dengan naiknya pendapatan per kapita masyarakat, yang naik tajam dari Rp 14,97 juta di Tahun 2010 menjadi Rp 33 juta di Tahun 2014. Sementara pendapatan domestik regional bruto pun juga naik dari Rp 23,56 triliun menjadi Rp 40,48 triliun.

Selain itu, angka kunjungan wisata juga meningkat dari tahun ke tahun. Di Tahun 2012, jumlah wisatawan domestik 860 orang menjadi 1.500 orang di Tahun 2014. Pun begitu dengan wisatawan manca negara. Dari 5 ribu orang di Tahun 2012 menjadi 28 ribu turis asing di Tahun 2014.