Sambut Nyepi, Umat Hindu Dharma di Malang bakar genderuwo dan tuyul
Merdeka.com - Ribuan umat Hindu Dharma Kota Malang dan sekitarnya mengarak ogoh-ogoh menyambut datangnya Hari Raya Nyepi yang jatuh Kamis (21/3) besok. Berbagai macam Buto, di antaranya genderuwo dan tuyul, diarak mengelilingi jalanan sebelum kemudian dibakar di Lapangan Rampal, Kota Malang. Upacara ini digelar sebelum memasuki hari introspeksi yang akan dimulai pukul 06.00 WIB besok.
"Pukul 06.00 WIB besok mulai Nyepi, tanpa makan dan minum. Tanpa bepergian, tanpa kegiatan. Melakukan perenungan diri," kata Bambang Astabrata, Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, di sela acara Jumat (20/3).
Arak-arakan dan pembakaran ogoh-ogoh, kata Bambang, merupakan perwujudan dari Tawur Kesange atau penyucian Buana Agung (alam semesta). Ogoh-ogoh disimbolkan sebagai penguasa kegelapan, nafsu angkara murka dan semua hal yang berkaitan dengan kejahatan dan ketidakadilan. Lewat Tawur Kesange alam disucikan agar tercapai keseimbangan.
Namun berdasarkan sejarah, pembakaran ogoh-ogoh memiliki kaitan dengan dimulainya tahun Saka.
"Kalau menurut awal ceritanya, Bangsa India diserang oleh Bangsa Saka karena ingin merebut perdagangan. Peristiwa itu bertepatan pada tahun 78 Masehi. Kemenangan Bangsa Saka ditetapkan sebagai tahun 1 Saka, yang saat itu menjadi kekalahan bagi Bangsa India (Hindu). Dari kekalahan itu terjadilah introspeksi," kisahnya.
Ogoh-ogoh bisa juga merupakan simbol-simbol kekalahan, tetapi kekalahan itu bukan berarti dendam. Kekalahan itu diperingati sebagai bentuk introspeksi diri.
Sebelumnya, umat Hindu di Malang juga menggelar Buana Alit (penyucian manusia) yang digelar di Pantai Balai Kambang. Buana Alit untuk menyucikan fisik manusia, dilanjutkan dengan Buana Alam dengan pembakaran ogoh-ogoh.
"Selesai menjalani Nyepi nanti, kemudian manusia akan 'Ngembak Geni' artinya kembali beraktivitas seperti semula. Rencananya dilakukan sembahyah di Candi Badut. Ngembak Geni diisi dengan acara Dharmasanti atau halal bihalal," urainya.
Putu Yulyana Grisnawati Artha, Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang mengaku menjalani tapabrata selama perayaan Nyepi di Malang. Perayaan ini merupakan pembersihan hati sebelum nanti memasuki tahun baru Saka 1937.
"Biasanya dirayakan di kos-kosan, tidak pergi ke mana-mana agar bisa mendengarkan suara hati. Suara-suara sang adman. Semoga bisa lahir lebih baru," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali
Hari Raya Nyepi merupakan salah satu perayaan suci umat Hindu ditandai dengan meninggalkan segala aktivitas duniawi dalam keheningan selama sehari.
Baca SelengkapnyaTeguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara
Bupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.
Baca SelengkapnyaJelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang
Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSambut Ramadan dengan "Perang Air", Ini Makna di Balik Tradisi Gebyuran Bustaman di Semarang
Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaMeriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaMengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat
Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Pengumuman Hari Lebaran di Masa Awal Kemerdekaan Indonesia
Semua masyarakat pribumi larut dalam kegembiraan dalam merayakan kemenangan.
Baca Selengkapnya