Merdeka.com - Pasukan Marinir akan mengibarkan bendera 'Sang Merah Putih' di Puncak Gunung Cartenz, Papua yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl pada tepat pada 17 Agustus mendatang. Tindakan ini dilakukan untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-70 serta menunjukkan kedaulatan Indonesia di Tanah Papua.

Pendakian ini akan melibatkan sekitar 20 anggota Marinir yang akan menjinakkan gunung bersalju di sebelah barat Central Highland, Papua. Marinir tak akan seorang diri, mereka juga akan mendaki bersama tunadaksa dunia asal Kota Solo, Sabar Gorky, organisasi pemuda TRAMP dan beberapa jurnalis.

Di samping dua misi utama tersebut, Marinir juga akan memanfaatkan momen tersebut untuk mempromosikan penyelamatan terumbu karang di Laut Indonesia. Hal ini ditandai dengan pembentangan spanduk 'Save Our Littoral Life, Selamatkan Kehidupan Pesisir.' Ekspedisi ini akan dipimpin Letnan Kolonel (Mar) Ferry Marpaung.

"Untuk itu kami akan melakukan upaya-upaya pengamanan di beberapa titik sejak keberangkatan sampai ke puncak Cartenz. Kegiatan akan dilakukan mulai tanggal 9 Agustus 2015 sampai dengan 21 Agustus 2015," ujar Dansat Pendakian, Letkol (Mar) Ferry Marpaung, dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Senin (27/7).

Ferry menegaskan, ekspedisi ini juga bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa sejengkal tanah di Papua bagian dari NKRI. Sebagaimana slogan Korps Marinir 'Jalesu Bhumyamca Jayamahe' yang artinya 'Di Laut dan Darat Kita Jaya.'

Beberapa kegiatan latihan telah digelar untuk mempersiapkan fisik yaitu latihan mendaki puncak Gunung Welirang, (3.156 mdpl), Jawa Timur, selama dua hari, 2-3 Juli 2015. Sementara itu, pada hari yang sama, para pendaki dari organisasi pecinta alam TRAMP yang dipimpin Asep Sumantri juga melakukan latihan fisik dengan melakukan pendakian ke puncak Gunung Gede (2.958 mdpl) di Jawa Barat.

Menurut rencana, latihan gabungan antara Marinir, TRAMP, Sabar Gorky akan dilakukan pula di Gunung Argapura (3.088 mdpl) dan Semeru (3.676 mdpl) yang akan diikuti oleh dokter pendaki asal Kota Surabaya, dokter Agung Hadyono.