Samad kian terjepit tudingan bermain politik
Merdeka.com - Badan Reserse Kriminal Mabes Polri telah memeriksa saksi terkait tudingan terhadap Ketua KPK Abraham Samad melakukan pertemuan politik. Pelapor kasus ini adalah Ketua KPK Watch Indonesia Muhammad Yusuf.
Pertemuan rahasia itu pertama kali diungkap lewat tulisan 'Rumah Kaca Abraham Samad' di Kompasiana. Disebutkan Samad bertemu dengan petinggi PDIP dan NasDem saat masa pilpres. Disebut-sebut sama masuk radar menjadi cawapres Jokowi.
Kabar itu dibenarkan oleh Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto membeberkan detail isi pertemuan, gaya Samad saat datang dan reaksi Samad ketika batal mendampingi Jokowi.
Pimpinan KPK tegas menyatakan tudingan Hasto hanyalah fitnah. Hasto pun ditantang untuk membeberkan bukti-bukti jadi tidak asal jeplak.
"Salah satu kelemahan utama dari konpers itu, tidak ada satupun bukti dapat ditunjukkan oleh Hasto," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto melalui pesan singkat, Kamis (22/1).
Kini fakta baru telah dibeberkan oleh Supriansyah, pemilik unit Apartemen The Capital Residence. Supriansyah membenarkan adanya kopi darat Samad dengan petinggi PDIP.
Berikut fakta pertemuan tersebut versi Supriansyah:
Samad disebut inisiator pertemuan dengan politikus PDIP
Supriansyah, pemilik unit Apartemen The Capital Residence yang terletak di kawasan SCBD, Kuningan, Jakarta Selatan, membenarkan adanya pertemuan antara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan politikus PDIP. Menurut Supriansyah, pertemuan tersebut atas permintaan Abraham kepadanya.Pria yang mengaku biasa dipanggil Anca ini menuturkan awalnya tak mengetahui tujuan Samad meminjam tempatnya tersebut. Karena merasa satu daerah dari Makassar, maka Anca pun bersedia membantu."Saya pemilik rumahnya, saya tinggal di situ. Dari awal memang AS (Abraham Samad) lebih awal datang, dan mengatakan apakah tidak masalah saya bertemu teman-teman di sini," kata Anca menirukan perkataan Samad saat meminjam apartemennya, usai menjalani pemeriksaan penyidik Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/1).Karena sesama satu daerah dan sama-sama mantan aktivis anti korupsi di Makassar, dia pun tak mempersoalkan tempatnya dipinjam Samad. Dari pengakuannya kepada penyidik, Anca baru mengetahui jika pertemuan yang dilakukan Samad ternyata dengan sejumlah petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan."Ada AS, Hasto, kalau tidak salah ada Tjahjo Kumolo," kata Anca.Anca mengatakan tahu bahwa yang hadir itu Hasto Kristiyanto, yang saat itu menjabat Wasekjen PDIP karena kerap melihatnya dilayar televisi. Sedangkan untuk Tjahjo, yang saat itu menjabat Sekjen PDIP, belakangan diketahuinya karena sering nongol di layar televisi juga.Terlebih setelah melihat pemberitaan soal pertemuan antara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan sejumlah politikus di 'rumah kaca'. Yang membuat kedua politikus tersebut angkat bicara ke media, sehingga dirinya mengenalinya.
Pemilik apartemen benarkan Samad datang pakai masker
Supriansyah, pemilik apartemen The Capital Residence atau yang dikenal 'rumah kaca' di kawasan SCBD, Jakarta, membenarkan adanya pertemuan dengan Ketua KPK Abraham Samad dan politikus PDI Perjuangan. Supriansyah, yang mengaku sebagai teman Samad sewaktu di Makassar ini, juga membenarkan Samad datang dengan menggunakan masker ke apartemen mewahnya."Soal masker saya jemput di bawah memang pakai masker sampai di dalam sudah lepas," kata Supriansyah usai diperiksa penyidik Bareskrim di Mabes Polri, Jumat (30/1). Dia diperiksa sebagai saksi atas laporan Ketua KPK Watch Muhammad Yusuf terhadap Abraham.Soal pemakaian masker ini juga pernah diungkapkan oleh Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Bahkan, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu, Hasto memeragakan bagaimana Samad memakai masker dan bertemu.Dalam salah satu pertemuan Maret hingga April 2014, Supriansyah mengatakan, politikus Hasto dan rekannya datang lebih awal ke apartemen ketimbang Samad."Pak AS dengan sopan (bertanya) apa tidak masalah jika saya bertemu dengan teman-teman di sini. Saya bilang tidak ada masalah, saya berniat baik dengan kawan-kawan yang datang, lagian saya tidak punya hubungan kerja," kata Supriansyah.
Pemilik apartemen teman Samad di Makassar
Pemilik unit Apartemen The Capital Residence, Supriansyah buka-buka soal pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan politikus PDIP. Supriansyah mengetahui pertemuan itu karena dialah yang menyediakan tempat."Saya pemilik rumahnya, saya tinggal di situ," ujar Supriansyah usai diperiksa di Bareskrim Mabes Polri, Jumat (301).Pria yang mengaku biasa dipanggil Anca mengatakan pertemuan terjadi Maret hingga April saat Pilpres 2014. Saat pertemuan yang dihadiri petinggi PDIP, Anca mengaku tidak mengikutinya."Saya dan AS teman di Makassar, saya tidak tahu pertemuannya akan berdampak seperti ini, urusan saya terbengkalai, dipanggil (polisi)," katanya.Anca yang mengaku sebagai aktivis antikorupsi tidak mengetahui detail siapa saja nama-nama politikus yang hadir. Menurutnya, tiap pertemuan hanya berjalan 30-40 menit."Di unit saya ada CCTV, polisi sudah ambil kali. Selain di tempat saya tidak tahu," tandas Anca.
Supriansyah merupakan tuan rumah pertemuan politik Samad
Pemilik unit Apartemen The Capital Residence atau yang dikenal 'rumah kaca' tempat terjadinya pertemuan antara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dengan sejumlah politikus akhirnya angkat bicara ke publik terkait pertemuan terselubung tersebut.Pria bernama Supriansyah datang ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri guna memenuhi panggilan penyidik sebagai saksi terkait laporan Ketua KPK Watch Muhammad Yusuf tentang adanya tulisan di salah satu media terkait pertemuan politik Abraham Samad pada Kamis (22/1) lalu."Memenuhi panggilan polisi berkaitan saya selaku tuan rumah di rumah kaca yang di Kompasiana," kata Supriansyah di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/1).Pria yang mengaku biasa dipanggil Anca itu membenarkan adanya pertemuan tersebut. Seinget Anca, pertemuan tersebut berlangsung sekitar Maret hingga April dan pertemuan tak lebih dari dua kali."Saya dipanggil sebagai saksi dalam kasus ini. Saya mulai diperiksa tadi mulai jam 10. Saya ditanya (penyidik) apa benar ada pertemuan, saya jawab benar ada pertemuan tersebut," kata dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aria Bima mengajak masyarakat untuk membuka sekat-sekat perbedaan yang terjadi saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKeputusan Mahfud cermin dalam menunjukkan etika dan keteladanan politik.
Baca SelengkapnyaDPC PDIP Jember telah membentuk Tim Penjaringan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jember Tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus tersebut bermula dari KPK mengembangkan kasus dugaan suap proyek di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara yang menjerat Abdul Gafur Masud.
Baca SelengkapnyaKabar pertemuan itu pertama kali diungkap politikus PDIP, Deddy Yevri Sitorus.
Baca SelengkapnyaPDIP menjadi partai politik yang berhasil meraih kemenangan pada pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca Selengkapnya" Yang main-main dengan suara rakyat, suara di TPS, itu bisa kena azab," Aria Bima
Baca SelengkapnyaPartai ini disebut-sebut masih dekat dengan penguasa di Istana.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini menanggapi putusan DKPP yang memberikan sanksi etik ke KPU.
Baca Selengkapnya